2013 · adventure · fantasy · kids just wanna have some fun · Middle Grade · not mine

[Review] Graveyard – Neil Gaiman

It takes a graveyard to raise a child.

Oh well, kalimat pertama yang menarik,yaaa selain Neil Gaimannya sendiri sih. Sepertinya siapa yang tidak kenal dengan Neil, karyanya mulai dari Coraline, American Gods bahkan Stardust semuanya mendapat rating tinggi dari penggemar fantasi. Saya sudah membaca Coraline dan Good Omen, namun Graveyard adalah buku Neil berbahasa Inggris pertama yang saya baca, awalnya rada was-was juga, bagaimana kalau saya tidak bisa menikmatinya? Bagaimana kalau bahasanya susah? But there’s always the first time for everything dan perjumpaan pertama saya dengan novel Neil Gaiman berbuah manis, 5 bintang untuk kisah dark fantasy yang bertema unik sekaligus seram plus ajaib. Bayangkan, ini adalah kisah seorang anak yang orang tuanya mati dibunuh sehingga akhirnya ia diasuh oleh keluarga hantu di kuburan. Ga kebayang kan? Memang saya bukan pengarang novel, tapi seandainya saya penulis, tidak pernah terbesit bakal memakai kuburan sebagai setting sebuah buku. *udahurusgigiajasana*

Spooky Cover, eh?
Spooky Cover, eh?

Okehlah, tanpa bertele-tele mari kita gali satu-satu apa yang menyebabkan Graveyard menjadi pemenang Newberry Medal 2009 dan menjadi jalan pembuka bagi saya untuk mengoleksi karya beliau yang lain.

–          Ilustrasi

Dasarnya Graveyard adalah buku untuk middle grade, tidak salah jika buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang menawan, walau hanya coretan kuas hitam putih saja namun cukup kuat mewakilkan isi bab demi bab. Tak jarang saat membacanya, saya iseng membolak-balik halaman yang telah lewat demi memandang ulang gambarnya saja 🙂

Salah satu ilustrasi Dave McKean
Salah satu ilustrasi Dave McKean

–          Freedom of the graveyard.

Si anak yang dipanggil Bod, singkatan dari Nobody Owens dianugerahkan beberapa kekuatan yang tidak dimiliki orang hidup seperti muncul ke mimpi seseorang, mampu menghilang bahkan bisa melihat di kegelapan. Ia memiliki pengasuh bernama Silas yang mengajarinya banyak hal. Kesannya misterius tapi saya sangat menyukai karater Silas yang kebapakan dan bertanggung jawab penuh akan Bod. Ada satu percakapan Silas dan Bod yang saya suka saat Silas mengingatkan pembunuh keluarganya masih berkeliaran :

Bod said, “The person who hurt my family. The one who wants to kill me. You are certain that he’s still out there?”

“Yes. He’s still out there.”

“Then, said Bod, and said that the unsayable, “I want to go to school.”

Silas was imperturbable, but now his mouth open and his brow furrowed, and he said only,

“What?”

“I’ve learned a lot in the graveyard. I can Fade and I can Haunt. I can open a ghoul-gate and I know the constellations. But there’sa world out  there, with the sea in it, and the islands, and shipwrecks and pigs. And the teachers here have taught me lots of things, but i need more. If I’m going to survive there, one day.”

“Out of the question. Here we can keep you safe, out there? Outside, anything could happen.”

“Yes, “ agreed Bod. “That’s the potential thing you were talking about. Someone killed my mother and my father and my sister.”

“Yes. Someone did.”

“A man?”

“A man.”

“Which means you’re asking the wrong question.”

Silas raised an eyebrow. “How so?”

“Well, if I go outside in the world, the question isn’t who will keep me safe from him?”

“No?”

“No. It’s who will keep him safe from me?”

:’)

–          Teman-teman Bod.

Semua karakter pendukung Graveyard memiliki tempat dan kisah sendiri di buku ini tanpa terkesan keluar dari jalur, mulai dari Scarlett teman pertama Bod yang akhirnya menjadi pembuka jalan Bod sekolah dengan orang-orang hidup lainnya. Selain itu masih banyak karakter lain seperti Miss Lupescu, Scarlett dan juga Liza Hempstock.

–          The Man Jack

Karakter misterius pembunuh keluarga Bod. Siapakah ia sebenarnya? Siapa sebenarnya keluarga Bod sehingga harus dibantai habis? Jack masih berkeliaran mencari si anak hilang terlebih lagi sejak Bod masuk sekolah, ia mulai dikenali dan Jack tidak diam, ia tidak mau dipecundangi untuk kedua kalinya dan Jack, tentu saja berniat membereskan misinya yang tertunda.

–          The ending.

Penuh dengan kalimat quotable.

“Do you know what you’re going to do now?”

“See the world, get into trouble. Get out of trouble again. Visit jungles and volcanoes and deserts and islands. And people. I want to meet an awful lot of people.”

Saya juga menyukai kalimat ini :

Fear is contagious. You can catch it. Sometimes all it takes is for someone to say that they’re scared for the fear to become real.

Dan yang terakhir :

Face your life,
It’s pain,
It’s pleasure,
Leave no path untaken.

Have a great journey, Bod!

I’m sure you’ll have a great journey ahead. :’)

Saya menutup halaman terakhir dengan tersenyum puas, seakan melihat perjalanan mulus seorang teman lama, ya, Bod menjadi salah satu karakter favorit saya tahun ini. Saya seakan menjadi saksi belasan tahun hidupnya sedari ia diasuh keluarga Owen di kuburan. Neil tak hanya menulis cerita ia menciptakan karakter yang abadi, bahkan bisa jadi Graveyard menjadi buku klasik wajib baca di tahun-tahun ke depan nantinya. Neil juga membuat cerita anak yang tidak klise, tidak dijejalkan pesan moral berlebih bagi pembaca muda namun ia menawarkan teman dan perjalanan yang menyenangkan bagi semua pembacanya dan tentu saja mengingatkan kembali untuk menikmati hidupmu selagi muda, cobalah banyak hal, leave no the path untaken.

Sudah jelas kenapa buku ini mendapat bintang 5 kan? 🙂

Bagi yang masih penasaran coba cek di sini, Neil Gaiman menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca saat tur bukunya dan ada video saat Neil membaca Graveyard. Enjoy!

2013 · adventure · fantasy · Gramedia · kids just wanna have some fun · Middle Grade

[Review] The Ring of Solomon – Jonathan Stroud

Bartimeus, bisa dibilang adalah salah satu karakter terbaik yang pernah diciptakan, jin favorit rata-rata penggemar fantasi, penyebab saya dipandang heran oleh teman-teman gara-gara ngakak sendirian saat membaca buku The Ring of Solomon.

Karakternya sendiri dibilang nyenengin banget ya nggak, malah cenderung pain in the ass, judes, sarkastik, narsisnya bukan kepalang, tapi ya itu Barti. Sifatnya yang blak-blakan, apa adanya dan cenderung merendahkan manusia malah membuat kita pembaca jatuh hati kepadanya. Saya iri dengan Nathanael, yang bisa mengalami petualangan bersama Barti yang kisah terakhirnyanya saya baca hampir 3 tahun lalu.

Betapa girangnya saya dan saya pastikan begitu juga semua penggemar Barti saat Gramedia menerjemahkan buku lanjutan The Ring of Solomon. Tidak ada Nathan, Kitty dan grup penyihir modern. Jonathan Stoud membawa kita berkelana ke Israel 950 S.M. Saat di mana Israel dipimpin oleh raja Solomon yang memiliki cincin sakti, sehingga banyak kerajaan takluk di tangan Solomon. Bukan raja hebat kalau tidak memiliki banyak penyihir, salah satu penyihirnya yang lumayan culas Khaba menjadi master Barti kali ini. Dan bukan Barti kalau tidak membuat ulah.

The Ring of Solomon
The Ring of Solomon

Mulai dari balas-balasan hinaan dengan Faquarl, menciptakan lagu bernuansa cabul untuk Raja Solomon dan yang fatal berubah wujud menjadi kuda nil pakai rok!! *aduh kok kebayang aki*

Intensitas cerita yang awalnya agak membosankan mulai meningkat kala kerajaan Sheba yang mengutus salah satu pendetanya yang bernama Asmira untuk mencuri cincin Solomon. Berhasilkah Asmira? Asmira tentu saja harus berhadapan dengan Barti. Penasaran? Mariii dibacaa sendiri 🙂

(+) :

tengil banget kan?
tengil banget kan?

– Bartimeus, sudah jelas. Nuff said. Bahkan saat menulis review ini saya bisa membayangkan wajah tengilnya. Kangeen 🙂 Tapi beneran loh, jarang kan kita membaca buku dan kangen dengan tokoh utamanya. Harry Potter juga tuh, bikin kangen. Kangen dengan penasaran beda ya? Saya menanti serial kadang karena penasaran endingnya walau belum tentu kangen dengan si tokoh utama. Beda dengan Barti, sepertinya saya tumbuh dan menghabiskan waktu dengannya, walau dipikir-pikir serem juga yang dikangenin kok jin XD.

– Bartimeus. Lebih spesifik lagi : catatan kakinya.

– Kejutan dan twist di akhir kisah.

(-) :

– Entah karakter Barti yang terlalu menonjol sehingga karakter lainnya tenggelam atau memang tokoh yang dibuat Jonathan Stroud kurang menarik atau sayanya mulai berganti selera.

Asmira sangat-sangat membosankan, padahal saya pikir penulis sudah berusaha keras menciptakan fearless female *kok kaya Cosmopolitan* yang gahar sekaligus pemberani. Tapi setiap di bagian Asmira saya bosaaaan, mungkin itu sebabnya waktu yang saya pakai untuk menamatkan The Ring of Solomon cukup lambat.

– Typo. Tumben-tumbenan lolos sebegini banyak.

– Mustinya total bintang 3,5 tapi saya turunkan jadi 3 karena 4 rasanya tidak pas. 3 bintang untuk my favorit djin. Bartimeus!

2012 · fantasy · karya anak negeri

[Review] Tabir Nalar – Rynaldo C. Hadi

Jadi begini ceritanya, saya bertemu dengan Rynaldo C. Hadi karena kebetulan doi tinggal di Bali juga dan souvenir dari Mbak Truly dititipkan dia untuk diberikan kepada saya. Ho’oh, mbulet memang. Akhirnya kami ngopi sore sambil ngobrol-ngobrol dan di sanalah saya baru tahu kalau Aldo ini pengarang seri Vandaria Saga yang berjudul Tabir Nalar.

Me : Wooh, kamu yang nulis buku ini? *sambil bolak balik Tabir Nalar*

Aldo : Iya, gara-gara menang cerita favorit jadinya diterbitkan. Ini bukunya buat kamu aja.

Me : Aaaak, terima kasihh, tapi ini covernya rada-rada ya 😀

Aldo : Err, iya banyak yang bilang sih 😐

Beberapa hari kemudian saya mulai membaca Tabir Nalar, walau dengan sedikit perasaan was was. Kenapa was was?

1. Saya bosan dengan fantasi.

2. Sedikit trauma dengan fantasi lokal Indonesia.

3. Bok, ini penulis  sudah saling follow di Twitter, kalau ntar ga suka kan repot juga 😀

Okelah lanjut, saya membaca Tabir Nalar tanpa berharap apa-apa walau sedikit penasaran juga karena rating di Goodreads lumayan tinggi di atas 3,7 kalau tidak salah.

Tabir Nalar
Tabir Nalar

Sekilas sinopsis Tabir Nalar – Vandaria Saga :

Setelah tiga ribu tahun lamanya berkuasa, akhirnya dominasi bangsa frameless terhadap manusia diruntuhkan oleh Raja Tunggal. Kini kedudukan bangsa frameless dan manusia setara. Namun tidak semua pihak senang akan kesetaraan itu. Sebuah organisasi rahasia muncul dan mengoyak kedamaian antara frameless dan manusia dengan serangkaian pembunuh.

Cervale Irvana, sang pembaca pikiran, berusaha menguak misteri di balik pembunuhan itu. Ia membuka rahasia organisasi misterius itu dan menemukan kenyataan yang sulit ia percayai.

Berkisah tentang seorang frameless ganteng sekaligus angkuh bernama Cervale Irvana yang menghadapi misteri pembunuhan rekan-rekannya sesama kaum frameless. Ditambah dengan kode-kode misterius ala Digital Fortress, Cervale dibantu dengan gadis manis bernama Rilsia berusaha memecahkan dan menghentikan pembunuhan kaum frameless yang terus berjatuhan. Namun petunjuk demi petunjuk malah membuat Cervale terperangah dan yang harus ia lakukan adalah mengikuti kata hatinya. Berhasilkah ia? Lanjut baca sendiri dan mari berpetualang di Vandaria bersama Cervale!

3,5 bintang untuk Tabir Nalar, kecemasan saya tidak terbukti, bahkan untuk ukuran ‘newbie’ yang tidak pernah membaca seri Vandaria, saya sangat menikmati sepak terjang Cervale.

Ilustrasi dan tulisan yang ‘ramah’ untuk mata menunjang kenikmatan saya membaca Tabir Nalar dan mengenal Cervale, Rilsia, Barad dan lainnya, walau penggambaran tokoh perempuannya rada-rada bahenol tapi tetap okelah. :p

Cervale, Rilsia
Cervale, Rilsia

Tapi menurut saya yang memegang peranan penting adalah karakterisasi tokoh dan alur yang diciptakan pas oleh penulis. Awalnya saya sempat tidak percaya kalau Tabir Nalar adalah buku pertama Rynaldo, memang ada beberapa bagian yang sedikit kaku dan masih perlu polesan tapi pengenalan Vandaria dideskripsikan dengan pas. Saya juga suka penokohan Cervale dan tokoh penting lainnya macam Barad, Alevor bahkan Kanselir Shah Azhad.

Baru kali ini saya membaca fantasi lokal dengan nuansa misteri ala Dan Brown di buku Demons and Angels. Pembunuhan demi pembunuhan, gulungan darah berisi kode untuk target selanjutnya membuat saya penasaran dan ikut menebak-nebak siapa gerangan si pembunuh. Pertarungan seru dan twist ending di akhir kisah lumayan bikin greget dan membuat novel Tabir Nalar sayang untuk dilewatkan.

Good job, Rynaldo. Keep on writing yak, ditunggu novel keduanya. I want to know more about Cervale!

 

Cheers.

 

2012 · fantasy · Gramedia · love love love · young adult

[Review] Daughter of Smoke and Bone – Laini Taylor

Praha.

Gadis misterius berambut biru.

Pemburu gigi.

Portal ke mana saja ala doraemon.

Malaikat bermata oranye dengan tubuh gagah memesona.

Chimaera.

Iblis vs Malaikat.

Cinta terlarang.

Dari Asap dan Tulang
Dari Asap dan Tulang

Lupakan sejenak vampir, manusia serigala, dunia distopia. Kita kembali ke bumi, tepatnya di Praha yang menjadi setting novel pertama trilogi Daughter of Smoke and Bone karangan dari Laini Taylor.Tidak hanya itu kali ini kita mendapat ‘segambreng’ tokoh unik. Chimaera beragam jenis, malaikat ganteng dan Karou, tokoh protagonis yang bisa beragam bahasa dengan fasih berambut biru dengan tato di kedua telapak tangan.

Wajarlah jika Daughter of Smoke and Bone meraih rating yang tinggi di Amazon dan Goodreads, bahkan menurut postingan di blog penulis Universal Pictures resmi akan mewujudkan kisah cinta terlarang angel dan demon versi layar lebar. Yuk kita kupas sedikit soal buku dari penulis yang juga memiliki rambut ajaib berwarna pink ini.

Daughter of Smoke and Bone dibuka dengan kehidupan Karou yang mendalami kelas kesenian di Praha, ia pintar menggambar dan buku sketsanya penuh dengan gambar aneh. Wanita bertudung kobra, laki-laki berparuh burung. Siapa sangka semua itu nyata adanya.

Praha
Praha

Di sebuah bangunan art noveau, di situlah pintu yang dianggap ‘rumah’ oleh Karou. Di bawah saya cantumkan definisi tempat tinggal Karou dan mahluk-mahluk yang mengisi buku sketsanya.

Di mana pun letaknya, toko itu terdiri atas tumpukan raktanpa jendela yang tampak seperti semacam tempat pembuangan sampah peri gigi – itu kalau peri berurusan dengan semua spesies. Taring kobra, gigi anjing, gigi geraham gajah yang melengkung, seri gigi hutan yang eksotis – semua dikumpulkan dalam keranjang dan kotak obat,diikat dalam untaian yang menjuntai dari kaitan, dan disegel dalam ratusan stoples yang bisa diguncangkan seperti alat musik marakas. – hal.49

Terbayang bagaimana suram dan anehnya toko itu >.<

Brimstone: laki-laki besar perpaduan beragam binatang, bertanduk domba jantan yang sering disebut sebagai Wishmonger.

Issa : wanita cantik berwajah malaikat dengan payudara seindah dalam pahatan Kama Sutra, namun bertudung dan bertaring kobra.

Twiga berleher jerapah dan Yasri bermata manusia tapi berparuh burung kakaktua.

Seperti yang tertera di halaman 53 :

Brimstone adalah monster. Jika Brimstone, Issa,Twiga dan yasri berkeliaran di luar toko, itulah sebutan para manusia untuk mereka : monster. Setan, barangkali, atau iblis. Mereka menyebut dirinya sebagai chimaera.

Serem juga yak dipikir-pikir, tapi bagi Karou merekalah teman sekaligus orang tuanya. Siapa dan bagaimana ia bisa dibesarkan di sana Karou tidak tahu. Ia hanya bertugas sebagai pengumpul gigi oleh sosok ‘father figure’nya yaitu Brimstone.

Dulu, ia pernah menjadi gadis polos yang memainkan bulu di lantai sarang iblis. Sekarang ia tak polos lagi, tapi tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengatasinya. Inilah hidupnya, sihir, rasa malu, rahasia, gigi-gigi dan kehampaan yang dalam dan menyiksa dalam tubuhnya. hal – 60

Dengan portal di belasan kota Karou mengumpulkan gigi bahkan melukis jika ia sempat. Saat Karou ‘ngidam’ mangga, Brimstone tak pikir panjang dan membukakan portal ke India, dengan syarat ia juga dibawakan beberapa. *huwik, iblis juga bisa makan mangga! :D*

Dan…

Di bagian lain Praha, fenomena cap tangan hitam yangmenempel jelas di pintu ada di mana-mana. Kayu bahkan logam melesak terbakar.

Nairobi. Delhi. Kairo. St. Petersburg.

Menurut anak kecil yang menjadi saksi di New York hal itu dilakukan oleh pria yang meletakkan tangannya di sana, kemudia pintu menyala dan berasap. Dia tidak memiliki sayap, namun bayangannya berasap. Matanya seperti api, percikan api berjatuhan saat ia terbang. Seperti malaikat.

Anak kecil itu tidak salah. Malaikat.

Tersebutlah serdadu seraphim bernama Akiva. Malaikat rupawan yang di punggungnya tampak sepasang pedang bersarung yang disilangkan, tangannya memiliki bekas luka dan tato bertinta hitam yang menghias hingga puncak jemari. Rambutnya dipotong sangat pendek, dengan rambut yang melancip di dahi, kulitnya perunggu keemasan, tulang pipi, alis dan hidung mancung.

Ahey! Ladies, kita menemukan idola baru niiih. *tendang Edward Cullen dan Adam Wilde*

Okeh, sebelum saya semakin meracau tak jelas sepertinya pembaca sudah menebak ke mana larinya cerita ini seperti tagline bukunya :

Once upon a time,

an angel and a devil fell in love.

It did not end well.

Kelanjutan kisah Karou dan Akiva yang ditakdirkan saling membunuh bisa dibaca sendiri yak! Dan bagi yang sudah membaca mari menunggu kelanjutan buku keduanya yang berjudul  Days of Blood and Starlight yang bisa dibaca excerpnya di sini.

Days of Blood and Starlight
Days of Blood and Starlight

Beberapa penghargaan Daughter of Smoke and Bone :

  • AMAZON TOP TEN BOOKS OF 2011
  • AMAZON #1 TEEN BOOK OF 2011
  • YALSA TOP TEN BEST FICTION FOR YOUNG ADULTS, 2012
  • WINNER, AUDIE AWARD FOR BEST FANTASY AUDIOBOOK, 2012
  • NEW YORK TIMES NOTABLE CHILDREN’S BOOK OF 2011
  • PUBLISHER”S WEEKLY BEST BOOKS OF 2011
  • SCHOOL LIBRARY JOURNAL BEST BOOKS OF 2011
  • KIRKUS REVIEWS BEST TEEN BOOKS OF 2011
  • LOS ANGELES PUBLIC LIBRARY, BEST OF 2011
  • CHICAGO PUBLIC LIBRARY, BEST OF THE BEST 2012
  • BARNES & NOBLE REVIEW, BEST YA FICTION OF 2011
  • LOCUS (MAGAZINE OF SCIENCE FICTION & FANTASY) REC READING LIST 2011
  • YALSA 2012 READER’S CHOICE BOOKLIST
  • A JUNIOR LIBRARY GUILD SELECTION, 2011
  • ABC BEST CHILDREN’S BOOK CATALOG, 2011
  • FINALIST, ANDRE NORTON AWARD
  • FINALIST, CHILDREN’S CHOICE BOOK AWARDS TEEN BOOK OF THE YEAR
  • WINNER, OREGON SPIRIT BOOK AWARD

Banyak! Walau begitu menurut saya ada sedikit uneg-uneg saya soal buku ini : Klimaksnya kurang tegang apa karena masih banyak permasalah yang dimunculkan penulis di buku selanjutnya? We’ll see. Kemudian ujug-ujug mereka jatuh cinta padahal belum kenal-kenal amat, hyaeyalah namanya juga ini romance Mi! Hanya saja perkenalannya kurang dalam kalau menurut saya, lain dari itu sih masih bisa diterima, jadi tunggu apa lagi? Baca bukunya dan nikmati keindahan Praha dan jadilah saksi cinta Akiva dan Karou. Jih, berasa kaya tukang obat ga sik saya?

Beberapa quote favorit saya yang saya kutip langsung dari Goodreads *males ngetik ulang* 😀

“Hope can be a powerful force. Maybe there’s no actual magic in it, but when you know what you hope for most and hold it like a light within you, you can make things happen, almost like magic.”

Dan kalimat Brimstone saat menasehati Karou awalnya sih bijaksana, terakhirnya dooong bikin ngakak.

“I don’t know many rules to live by,’ he’d said. ‘But here’s one. It’s simple. Don’t put anything unnecessary into yourself. No poisons or chemicals, no fumes or smoke or alcohol, no sharp objects, no inessential needles–drug or tattoo–and…no inessential penises either.’

‘Inessential penises?’ Karou had repeated, delighted with the phrase in spite of her grief. ‘Is there any such thing as an essential one?’

‘When an essential one comes along, you’ll know,’ he’d replied.”

Cheers!

Oia, coba buka blog resmi Daughter of Smoke and Bone deh! Keren! Dan juga blog resmi Laini Taylor, ada trailer resmi dari Amerika dan Inggris dari berbagai sudut pandang (Akiva, Karou, Brimstone, Issa dan Zuzana) selain itu kita bisa melihat cover Daughter of Smoke and Bone dalam berbagai versi.

Book trailer versi USA :

Book trailer versi UK

Detail buku :

Judul : Dari Asap dan Tulang

Penerjemah : Primadonna Angela (saya suka terjemahan beliau, bahkan baru menemukan kata baru ‘birai’) :p

488 halaman, cetakan pertama,  September 2012, Gramedia Pustaka Utama.

2012 · Character Thursday · fantasy · Gramedia · young adult

Character Thursday #7

Woohoo! Halo Kamis, halo Jakartans! Sudah selesai memilih Gubernurkaaah?? *blogger kepo*

Character Thursday
Character Thursday

Saya ga ngerti banyak soal politik, jadi mari kita kembali ke meme blog yang dihosting oleh Mbak Fanda 🙂 Hari ini kita membahas tokoh unik berambut biru cerah bernama Karou.

Karou menghabiskan hari normalnya sebagai Art student (sori pakai bahasa Inggris, habisnya kalau saya ubah menjadi siswi sekolah kesenian rasanya tidak pas :D). Err, hari normal? Yak, kalian tidak salah baca kok, karena kalau hari tidak normal Karou bertugas sebagai pengumpul gigi hewan dan manusia. Nah loh, tambah bingung kan? Saya juga bingung nih dalam bercerita agar tidak menyebar spoiler di mana-mana, hehe. Karou yang yatim piatu diasuh dan dibesarkan oleh chimaera (demon) bernama Brimstone.

Kaoru
Karou

Karou pintar melukis, bahkan teman-teman sekelasnya selalu menantikan lukisan terbaru Karou yaitu Brimstone, Issa perempuan bertubuh ular dari pinggang ke bawah yang memiliki tudung dan taring kobra, Twiga yang berleher jerapah  dan Yasri bermata manusia dan berparuh burung kakaktua. Yang teman-temannya tidak ketahui adalah tokoh di buku sketsa Karou benar adanya.

Tak hanya memiliki kehidupan di dua dunia yang sangat berbeda, Karou juga fasih berbicara dalam banyak bahasa dan di tangannya tergambar tato mata satu yang misterius. Untuk apakah mata itu dan siapakah Karou sebenarnya silahkan dibaca lebih lanjut di buku fantasy young adult terbaru terbitan Gramedia, Daughter of Smoke and Bone.

Daughter of Smoke and Bone
Daughter of Smoke and Bone

Seru! Tunggu review lengkapnya dalam waktu dekat yaaa! Dan siapakah character Thursdaymu kali ini?

2012 · adventure · BBI · classic · fantasy · Gramedia · kids just wanna have some fun · listopia

[Review] The Hobbit – J. R. R. Tolkien

Yay! Akhirnya bisa ikutan lagi proyek baca bareng BBI yang mengambil tema 1001 Books You Have to Read Before You Die. Woh, seru pisan temanya. Buku yang saya pilih adalah The Hobbit dengan alasan : penganut aliran harus baca bukunya dulu sebelum nonton film adaptasi, belum pernah membaca pengarang yang sangat saya segani ini dan yang terakhir mengurangi timbunan karena buku The Hobbit sudah saya beli sekitar 4 tahun yang lalu :p

The Hobbit
The Hobbit

Sinopsis singkat dari Goodreads :

Gara-gara Gandalf, Bilbo jadi terlibat petualangan menegangkan. Tiga belas Kurcaci mendatangi rumahnya dengan mendadak, karena mengira ia seorang Pencuri berpengalaman, seperti kata Gandalf. Terpaksa ia bergabung dalam petualangan mereka : mengadakan perjalanan panjang dan berbahaya untuk mencari Smaug, naga jahat yang telah merampas harta kaum Kurcaci di masa lampau. Dalam perjalanan, rombongannya dihadang pasukan goblin. Saat melarikan diri dari kejaran mereka, Bilbo tersesat ke gua Gollum dan menemukan Cincin yang bisa membuatnya tidak kelihatan. Cincin ini sangat membantunya ketika menghadapi Smaug, juga dalam perang besar yang berkobar kemudian, antara kelompok Peri, Manusia, dan Kurcaci melawan pasukan goblin dan Warg.

Sepertinya semua sudah tidak asing lagi dengan penyihir tua bijaksana Gandalf, hobbit Frodo yang imut, si ganteng Aragorn, Legolas salah seorang personil boyband dari fellowship of the ring dan the one and only ‘my preciouusss’ Gollum. Bilbo yang hanya muncul di awal kisah LOTR memegang peranan kunci di buku prequelnya yaitu The Hobbit.

Berawal dari saat Tolkien memeriksa ujian dan menemukan halaman kosong. Dasarnya orang jenius kali ya, seketika itu beliau mendapat inspirasi dan menulis, “In a hole on the ground there lived a hobbit.” Kelanjutan dari The Hobbit selesai ditulis tahun 1932 dan meminjamkan manuskrip tersebut ke beberapa orang yang salah satu di antaranya adalah sahabat karib Tolkien, yang sama-sama orang hebat dan pengarang, tak lain tak bukan C. S. Lewis. Dan tak lama kemudian, tanggal 21 September 1937 terbitlah edisi perdana The Hobbit yang covernya juga dibuat oleh Tolkien himself.

1st ed
1st ed

Balik ke Bilbo Baggins. Berawal dari pertemuannya dengan Gandalf, ia harus keluar dari rumahnya yang hangat, memulai petualangan menegangkan bersama ketigabelas kurcaci. Perjalanan mereka mencari harta karun tidak mudah, Bilbo dan kawan-kawan harus melewati laba-laba raksasa, troll, goblin, bangsa peri, wargs, gollum dan terakhir Smaug si naga jahat.

The beginning
The beginning

Saya tidak akan bercerita panjang lebar mengenai seluk beluk rintangan demi rintangan yang Bilbo hadapi tapi saya ingin mengajak pembaca blog di sini mendalami lebih jauh kenapa sih The Hobbit masuk dalam list 1001 books you have to read before you die. Ini dari sudut pandang saya lho ya, kritikus tidak jelas*takut kalau ada yang protes* berdasar pengalaman pribadi saat membaca dan hasil browsing-browsing beberapa situs :

1. Seperti yang sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya (Character Thursday) Bilbo adalah sosok penolong yang from zero to hero. Pembaca memiliki kedekatan dengan tipe protagonis macam begini dibanding yang memang sudah kebal metekel terhadap bahaya ala superhero komik. Bilbo, sebagaimana kita adalah seorang hobbit biasa. Ia gemar membaca, duduk-duduk minum teh di sofanya yang empuk, giliran harus melakukan perjalanan panjang ia tak lepas dari yang namanya bersungut-sungut dan merindukan rumahnya yang hangat. Apalagi kelakukan kurcaci terkadang menyebalkan, kalau orang Surabaya bilang, “yo tambah wes kangen karo umah dhewek!”. Bilbo bisa saja menjelma di dalam diri kita dan di saat kepepet ia malah bisa menjadi penolong teman-temannya. Ringan tangan, cerdik dan setia kawan, itu kunci yang dibutuhkan dalam perjalanan menempuh maut dan Bilbo memiliki semuanya.

The journey
The journey

2. Tolkien merepresentasikan Smaug dan Gollum sebagai akar dari evil, ketamakan. Dikutip dari cliffnotes.com : Smaug and Gollum represent the perverted use of property. They are monsters because isolation and selfishness such as theirs is evil. They do not recognize community; there are no other creatures like them. Smaug makes his home in the Lonely Mountain, and Gollum is so self-centered he does not even know the word for “you.” They are vehemently opposed to sharing; indeed, they would rather kill than share what they possess, whether it be Gollum’s ring of invisibility or Smaug’s treasure trove. Smaug makes no use at all of the treasure trove; he only sits on top of it and sleeps. Ironically, Smaug is killed himself as he wages war in defense of his treasure. (Gollum, too, dies in The Lord of the Rings trilogy as he finally reclaims his prized possession, the ring of invisibility.)

Elves vs Gollum
Elves vs Gollum

3. Buku yang disebut  The Most Important 20th-Century Novel (for Older Readers)” in the Children’s Books of the Century poll in Books for Keeps, disebut C. S. Lewis sebagai “this book a number of good things, never before united, have come together: a fund of humour, an understanding of children, and a happy fusion of the scholar’s with the poet’s grasp of mythology… The professor has the air of inventing nothing. He has studied trolls and dragons at first hand and describes them with that fidelity that is worth oceans of glib “originality.”

4. Satu lagi yang membuat saya semakin kagum dengan J. R. R. Tolkien adalah kemampuannya meramu prosa yang tertuang dalam balasan teka-teki antara Bilbo dan Gollum. Ah sayang saya tidak membaca versi Inggrisnya, walau begitu yang terjemahan juga menarik untuk disimak.

Apa yang punya kaki tapi tidak kelihatan, lebih tinggi dari pepohonan. Menembus awan sangatlah tinggi, tapi tidak pernah tumbuh sama sekali?

Gunung!

Tiga puluh kuda putih di atas bukit merah, mula-mula mereka memamah, lalu kemudian mengunyah, kemudian berdiri diam tak berubah.

Gigi!

Keereeen yaaa!

5. Bicara tentang gollum, mau tak mau saya teringat akan cincin “The One Ring”, cincin keramat yang diciptakan Sauron, tentu semua masih ingat tulisan yang ada di cincin itu.

The One Ring
The One Ring

Ash nazg durbatulûk, ash nazg gimbatul,
Ash nazg thrakatulûk agh burzum-ishi krimpatul.

One ring to rule them all, one ring to find them,
One ring to bring them all and in the darkness bind them.

Memang ini tidak terlalu banyak berhubungan dengan Bilbo sih tapi sebagai pembaca awam dan mengetahui bahwa tulisan dan bahasa Tengwar yang dibuat oleh Tolkien yang contohnya bisa dilihat di cincin The One Ring membuat saya merinding. Saya membaca sebuah masterpiece dunia. Buku yang tidak main-main dan adalah kehormatan tersendiri saya bisa membaca buku beliau. Ingin mengetahui huruf Tengwar secara lengkap? Bisa dibuka di sini.

J. R. R.Tolkien
J. R. R.Tolkien

John Ronald Reuel Tolkien lahir di Afrika Selatan tahun 1892, beliau adalah profesor yang mengajar di Leeds dan Oxford. Sejak usia muda beliau tertarik mendalami bahasa terutama Greek, Anglo Saxon, and later at Oxford, Finnish. Sejak meledaknya The Hobbit dan Lord f The Rings, beliau menyepi di Poole, istrinya meninggal tahun 1971 disusul oleh Tolkien 2 tahun kemudian.

Detail buku :

The Hobbit – J. R. R. Tolkien

348 halaman

Gramedia, Januari 2002

*menggos-menggos*

Kayanya sekian dulu curhatan saya mengenai The Hobbit, saatnya blogwalking, navaer!

*sok ngomong Sindarin, and it means,”Goodbye” 🙂

2012 · drama · fantasy · love love love · not mine · young adult

[Review] Delirium – Lauren Oliver

If love were a disease, would you take the cure?

Delirium
Delirium

Tagline yang sesuai dengan isi buku YA fenomenal, setahun terakhir Delirium bergema di mana-mana, blogger luar heboh dan teman-teman di Indonesia juga semangat saat tahu Delirium bakal diterjemahkan. Sungguh sayang covernya aneh 😦 Kurang terasa distopiannya dan itu si Lena terjerat cinta ya artinya?

Versi Indonesia
Versi Indonesia

Ah cinta mah memang penjerat kelas kakap.Seperti yang tertulis di halaman 11 : Hal yang paling mematikan dari yang memantikan, cinta akan tetap membunuhmu, tak peduli apakah kau memilikinya atau tidak.

Jadi begini, review singkat saya soal Delirium :

Ketemu pada pandangan pertama. Suka. Malu-malu dan takut. Eh keterusan. Jreng-jreng. Masalah. Saat akan bersama kembali. Tet tooot. Belum waktunya ya, tunggu kelanjutan di buku 2.

“Hearts are fragile things. That’s why you have to be so careful.”

Soal review lengkap bisa dilihat dari blog teman-teman lain yang sepertinya sudah lebih dari cukup untuk mengetahui jalan cerita Delirium yang sayangnya kurang mengena di saya. Pas kebetulan saya tidak terlalu suka distopian juga sih,apalagi awal bukunya rada lambat. Lenanya juga klemar klemer ga jelas, untung saja saat Alex muncul karakter Lena tampak lebih hidup tidak hanya abu-abu.

Walau 3 bintang cukup dari saya tapi saya mengerti kok kenapa buku ini sedemikian larisnya, kisahnya tidak biasa, cinta sebagai penyakit? Baru tahu kan? Apalagi tingkatan penyakit Amor Deliria Nervorsa bermacam-macam dari yang tahap ringan hanya mulut kering, banyak berkeringat dan kegirangan sedikit mengingatkan saya akan indahnya masa-masa pdkt dengan pacar dulu. *haalah*

Terus muncul Alex, rebel, bebas dan romantis. Aaak, bagaimana pembaca tidak klepek-klepek? Belum lagi misteri tentang ibunya Lena. Wajar jika Delirium menjadi bacaan wajib penggemar young adult, dijamin pasti suka. Satu lagi yang memegang peranan penting suksesnya Delirium : Lauren Oliver.

Cover favorit
Cover favorit

Gaya bahasanya yang mengalun indah dan puitis! Banyak quote yang memorable, singkat tapi berkesan.

“You can’t be happy unless you’re unhappy sometimes”

“I guess that’s just part of loving people: You have to give things up. Sometimes you even have to give them up.”

“Love: a single word, a wispy thing, a word no bigger or longer than an edge. That’s what it is: an edge; a razor. It draws up through the center of your life, cutting everything in two. Before and after. The rest of the world falls away on either side.”

Dan yang ini nih : “You can build walls all the way to the sky and I will find a way to fly above them. You can try to pin me down with a hundred thousand arms, but I will find a way to resist. And there are many of us out there, more than you think. People who refuse to stop believing. People who refuse to come to earth. People who love in a world without walls, people who love into hate, into refusal, against hope, and without fear.

I love you. Remember. They cannot take it.”

Duh duh duh. Di mana dapet laki macam gini yak di manaa?

Masih banyak lagi kalimatnya yang keren-keren, penasaran? Yuk silahkan dibaca walau saran saya jikalau memungkinkan bacalah yang bahasa Inggrisnya, untaian kata pengarang sayang untuk dilewatkan.

Pandemonium
Pandemonium

Buku keduanya Pandemonium sudah terbit dan dari review yang saya baca sekilas tambah seru! Bintangnya tidak beda jauh dengan Delirium, rata-rata pembaca memberikan 4 bintang.

Trailer Delirium:

Ingin mengetahui lebih banyak soal Delirium, Pandemonium dan Requiem silahkan buka websitenya di laurenoliverbooks.com, ada discussion guidenya juga loh yang bisa diunduh langsung.

Baca dan mari terinfeksi Amor Deliria Nervorsa bersama-sama yuk!

 

 

adventure · buntelan · fantasy · karya anak negeri · love love love · Penerbit Atria · young adult

[Review] Merphilia Dunsa

Mari masuk ke dunia fantasi ciptaan Vinca Callista, Prutopian. Dunia di mana sihir itu nyata dan di sana tersebutlah seorang gadis rupawan bernama Merphilia Dunsa yang tinggal di hutan terpencil Tirai Banir bersama bibinya Bruzila Bertin. Semenjak kecil Merphilia sudah fasih menggunakan pedang dan berbagai senjata tajam lainnya. Ternyata memang ada maksud tersendiri kenapa Bruzila mengajarkan keahlian pada Merphilia, tak lain karena asal usul Merphilia yang misterius.

Merphilia adalah anak dari ratu Veruna, sang Ratu Merah, pemberontak yang menghancurkan Naraniscala karena ia merasa dikhianati oleh Raja Claresta Ardelazam. Ratu yang memiliki nama asli Veruna adalah Mergogo Dunsa, adalah gadis yang sangat cantik, buktinya pangeran Claresta pun terpikat, sayang keluarganya tidak menyetujui hubungannya karea Mergogo adalah seorang gadis dari khalayak biasa.

Ada harga yang harus dibayar mahal, pemberontakan Ratu Veruna dibayar dengan nyawanya sendiri. Semenjak itu di masyarakat Naraniscala diharamkan menggunakan warna merah. Memang untuk beberapa saat negara itu aman tentram sampai suatu ketika ada yang menghidupkan kembali Veruna dalamtubuh gadis lain, dan mau tak mau Merphilia sebagai keturunan asli yang mampu membasmi Veruna.

Dan dimulailah petualangan seorang gadis desa yang hijrah ke keluarga kerajaan. Kerajaannya sama dengan dunia kita ternyata, ada iri-irian, cemburu dan tentu ada kisah cinta. Nah ini yang menjadi kekuatan utama novel ini di kalangan anak muda tapi tidak untuk saya pribadi. Di sini dikisahkan Dunsa jatuh cinta dengan pangeran Skandar yang tak lain adalah kakak tirinya. Nah ini yang agak mengganggu, walau ada rahasia yang terungkap di akhir kisah namun  sikap Merphilia yang senantiasa menempel-nempel bawaannya pengen saya pentung deh.

Dunsa
Dunsa

Untuk ukuran novel fantasi, Dunsa bisa dibilang mampu memuaskan pembaca. Mantra sihir yang terasa eksotis ketika dibaca, silsilah keluarga istana yang lengkap dengan bagan serta peta dunia Prutopian. Terasa sekali novel ini dibuat sungguh-sungguh oleh pengarang. Hanya saja perlu beberapa polesan, karakter yang ada masih terasa mentah. Yang baik, baiik banget dan tokoh jahat itu ditekankan berkali-kali kalau ia jahat. Padahal dengan tindakan saja pembaca sudah bisa menyimpulkan bagaimana karakter si tokoh. Nama tokoh di buku Dunsa hampir semua memiliki arti, saya suka dengan pilihan Vinca, walau terkadang susah dilafalkan 😀

Beberapa kritik saya di bagian awal Reinkarnasi, banyak pengulangan kata ‘nya’dan kata ‘ini’. Kemudian di halaman 2 saat pengarang melukiskan benda misterius yang dibungkus oleh kain beledu hitam. Paragraf selanjutnya kembali diulang : Sejak tadi benda tersebut tidak mau diam, seolah-olah ingin melepaskan diri dari kain beledu hitam yang selama ini membungkusnya. Sepertinya lebih bagus jika tidak usah dipertegas lagi, kalau menurut saya.

Bicara soal mantra, mau tak mau saya membandingkan dengan Harry Potter, nuansa magisnya dapat tapi bedanya mudah diingat. Sama seperti Accio! Atau Lumos! Sejalan dengan waktu saat membaca akan tahu kalau mantra Lumos dirapal ketika penyihir sedang berada di tempat yang gelap. Dan ya elaah baru tahu kalau mantra ala Vinca ini mantra pembalikan kata-kata, jiahahah. Pantesan mantranya aneh :p

Dunsa

Pengarang: Vinca Callista

Editor: Jia Effendie

Atria, cetakan I, November 2011, 441 halaman

2012 · adventure · fantasy · kids just wanna have some fun · Penerbit Atria

Kembalinya Kat si medium penakut.

Kat is back, setelah berurusan dengan hantu perpustakaan di buku pertama, kali ini tak jauh-jauh, arwah tetangga! Berawal dari Kat yang iseng menyelidiki rumah kosong di seberang tempat tinggalnya, ia malah bertemu dengan arwah anak kecil yang seakan-akan ‘tersesat’, arwah laki-laki tua yang galak dan terakhir yang paling membuat Kat penasaran adalah tulisan ‘tolong aku’ di kaca jendela.

Suddenly Supernatural 2
Suddenly Supernatural 2

Kat bersama sahabatnya Jac kembali berpetualang memecahkan misteri yang berkaitan dengan dunia gaib. Di buku kedua, makin banyak hal yang dipelajari Kat. Di antaranya bola arwah, transfer energi juga pembukaan saluran komunikasi agar Kat bisa berbicara dengan roh. Hadirnya Orin teman ibunya yang juga seorang penyembuh membantu Kat untuk lebih menguatkan bakat uniknya itu.

Buku yang tidak terlalu tebal ini mampu membuat saya penasaran dengan endingnya, siapakah arwah pria yang marah-marah? Dan bagaimana kelanjutan roh anak-anak di rumah depan? Endingnya berakhir pas dan manis walau mudah tertebak.

Satu yang mengganggu saya, untuk kategori buku remaja, hal-hal seperti transfer energi, aura dan alur komunikasi seakan terlalu gelap. Yah walau saya juga tahu itu bagian dari buku dan tidak mungkin tidak ikut dicantumkan memang esensi buku Suddenly Supernatural. Ah, namanya juga supernatural. Beginilah kalau mental penakut, fufufu. Untung saja selain menonjolkan hal-hal gaib, penulis juga masih menekankan hubungan orang tua dengan remaja yang sering kali meributkan masalah tak penting.

Detail buku : Suddenly Supernatural 2

Atria, 161 halaman, cetakan I, Juli 2011.

2012 · fantasy · Gramedia · young adult

[Review] Graceling, petualangan Katsa di Seven kingdom

Sinopsis dari Goodreads :

Graceling - Gramedia
Graceling - Gramedia

Sejak berusia 8 tahun, Katsa sudah bisa membunuh dengan tangan kosong. Ia termasuk Graceling, kelompok langka dengan kemampuan––Bakat––luar biasa. Dan Bakat Katsa adalah membunuh. Bakat yang membuatnya menjadi algojo sang raja. 

Lalu ia bertemu Pangeran Po, yang memiliki Bakat bertempur. 

Ia tidak mengira akan berteman dengan Po. 

Ia tidak mengira ada fakta baru tentang Bakat membunuhnya––juga rahasia mengerikan yang tersembunyi jauh… rahasia yang dapat menghancurkan tujuh kerajaan hanya dengan kata-kata.

Review :

Woooh, covernya asyik ya! Berasa banget kegarangan si tokoh utama kita kali ini, Katsa. Gadis bermata biru dan hijau yang memiliki bakat khusus yang ga tanggung-tanggung, membunuh! Makanya doi menjadi algojo sang raja walaupun kadang hati kecilnya ingin berontak juga, Katsa sering kali merasa ia hanyalah anjing atau mesin pembunuh Raja Randa.

Di kala misi menyelamatkan kakek Lienid ia bertemu dengan laki-laki berbakat yang setara dengan kemampuan Katsa. Ternyata laki-laki itu adalah cucu sang kakek, Pangeran Po. Berdua mereka menyelidiki siapakah gerangan yang menculik kakek Po yang ternyata tidak semudah itu. Masih ada musuh lain yang juga memiliki bakat yang tak kalah gahar.

Kira-kira begitulah garis besar buku pertama serial The Seven Kingdom ini, premisnya lumayan seru. Mirip XMen walau beda jalur, bakatnya pun macam-macam yang sayangnya tidak dikupas lebih dalam oleh pengarang. 20 halaman pertama saya sangat menikmati Graceling, kita diajak untuk mengenal karakter Katsa. Independen, mandiri, tak kenal takut dan doyan berkelahi. Ah saya suka kick ass heroine macam begini.

Sayangnya saat Katsa mulai mengenal Po, getar-getar cinta yang timbul bisa dibilang merusak acara. Petualangan yang seharusnya bisa menjadi klimaks malah terasa dipanjang-panjangkan demi petualangan cinta Katsa dan Po. *tendang Katsa*

Nah, satu hal yang sangat mengganggu saya adalah pembicaraan mengenai pernikahan, kenapa Katsa tidak mau menikah, tidak ingin punya anak. Um cek umur Katsa, bukannya masih abegeh? Lah kok tiba-tiba berbicara soal feminisme seperti ini? Sepertinya ini pikiran pengarang yang dijejalkan masuk ke dalam karakter Katsa. Tidak pada tempatnya dan terlalu maksa. Review lain banyak yang menyayangkan adegan sex before married yang juga ada di buku ini, well masih masuk di akal yang itu ketimbang anak remaja menolak untuk menikah dengan alasan yang kurang masuk akal.

Karakter Po kurang membekas di benak saya, yang terbayang hanyalah sifatnya yang lemah lembut plus pendengar yang setia. Apa karena kemunculannya yang kurang banyak? Atau karena namanya Po? Duh mbok ya nama pangeran lain yang keren kan banyak walau hanya satu suku kata. Max? Patch? Hex? Rick? apalah asal jangan Po, duuuh yang kebayang kalau ga si panda gendut ya si teletubbies. Uh oh my bad, sorry *pentung diri sendiri*

Saya suka kisahnya, pemilihan nama Katsa yang kesannya kuat, mudah-mudahan perihal Graceling/bakat bakal lebih banyak muncul di buku 2nya, Fire.

Cover versi luarnya keren loh!

Graceling
Graceling

Graceling menjadi Publishers Weekly dan School Library Journal best book of the year tahun 2008 dan masih banyak lagi penghargaan yang lain. Bagi yang penasaran nantikan seri keduanya Fire yang covernya tak kalah unyyuuu!

Fire
Fire

Detail buku : Graceling

Penerjemah : Poppy D. Chusfani

Gramedia, cetakan I, Desember 2011, 496 halaman.