Ingo, buku I tetralogi dari Helen Dunmore
312 halaman
Read : Desember, 2009
Perkenalkan, Sapphire, seorang nona manis kesayangan Matthew Trewhella. Kehidupan Sapphy mulai bergolak sejak secara tiba-tiba sang ayah menghilang. Desas desus mulai beredar dari yang Matthew meninggal karena badai, bunuh diri sampai tergoda oleh putri duyung Ingo.
Ingo, dulu sang ayah sering bercerita soal Ingo, tempat tinggal para duyung yang bisa menyanyi sangat merdu. Suatu kali Sapphy melihat Conor, kakaknya mulai sering menghilang dan menghabiskan waktu bersama gadis misterius berambut panjang di daerah teluk.
Sapphy tak ingin kehilangan Conor, sama seperti ayahnya yang tiba-tiba menghilang. Ia berjuang menyelamatkan Conor. Dan cerita mulai bergulir tentang Ingo, tentang laut yang misterius dan godaan yang susah ditolak Sapphy. Laut mulai memanggilnya, udara terasa sesak dan menyakitkan, pilihan pun harus dibuat Sapphy.
Yak, ini memang buku tentang putri duyung, tapi jangan bayangkan putri duyung ala disney bermata besar dengan senyumnya yang ceria. Kesan yang saya tangkap di sini putri duyung lebih mirip sang penggoda, yang menggoda manusia untuk meninggalkan udara dan hidup di air. Agak mirip putri duyung di Harpot, cantik tapi juga sering senyum mengggoda. Mirip di Percy Jackson juga nih, peri peri kaum air. Putri duyung yang saya bayangkan di sini mirip dengan Lady in the Waternya M. N. Syamalan, dingin, senyum misterius dengan tubuh berwarna biru, lah koq jadi mirip Avatar 😀
Oia, ada nilai lain yang hendak disampaikan sang pengarang, diceritakan manusia adalah kaum serakah, menjebak lumba-lumba untuk dijual, berburu paus, memotong sirip ikan hiu dan membiarkannya sampai mati, membuang limbah sehingga kaum Ingo keracunan. Sehingga akhirnya kaum Ingo membenci manusia.
Akhirnya sih sudah bisa ditebak, tapi masih banyak misteri laut yang belum terungkap. Jadi pengen baca buku lanjutannya The Tide that Knots.