4. The Body Finder – Kimberly Derting. 3 bintang, review sudah saya posting beberapa waktu lalu.
5. If I Stay- Gayle Forman. 3 bintang dan menurut saya cover versi gramedia lebih bagus ketimbang cover di luar sana. Ceritanya bagus dan menyentuh, tidak murni cinta-cintaan.
6. Sea Change – Aimee Friedman. 3 bintang dan covernya juara!
7. The Choice – Nicholas Sparks. Another 3 stars.
8. Anne of Green Gables versi manga, 5 bintang. Layak untuk dikoleksi, semoga diterbitkan rutin.
9. Juliet – Anne Fortier, campuran dari romance, historical dan aksi kejar-kejaran tapi bacanya di saat mood sedang kacau jadinya lumayan tersendat-sendat. 3 bintang.
10. Looking for Alibrandi – Melina Marchetta, buku karangan Melina pertama yang saya baca, ditujukan untuk YA tapi dengan masalah yang cukup kompleks dan bahasanya juga tidak kacangan. 4 bintang.
11. The BFG – Roald Dahl. Luar biasa penulis yang satu ini, apalagi terjemahannya top. Salut kepada mbak Poppy bisa pas menerjemahkan kata-kata antik sang raksasa. 4 bintang.
Saya masih menyelesaikan 2 buku. The Book Thief dan Let the Right One In yang belum tersentuh sejak beberapa minggu lalu. Bacaan favorit saya bulan ini Selene karangan Michelle Moran. Bagaimana dengan kalian? 🙂
Akhirnya setelah berkutat dengan mood baca yang tidak jelas, akhirnya saya memutuskan langsung saja membaca buku yang kata orang buku terbaik sepanjang masa. The Book Thief. Pilihan saya tidak salah.
Walaupun bab awal sempat bingung karena banyak kata yang jarang saya dengar, sang narator dari cerita inilah yang membuat saya tetap membaca. Death. Sang kematian sendiri yang bercerita dengan kita, hebatnya lagi dengan caranya yang aneh, terkadang sinis namun lucu benar-benar membuat saya merasa terlena dan berasa didongengin. Hebat!
The Book Thief
Satu lagi, setelah Harry Potter sepertinya baru The Book Thief yang membuat saya merasa seperti ini. Menikmati kata per kata, tiap halaman ditulis dengan indah oleh Markus Zusak padahal saya baru sampai halaman 72. Masih ada 450halaman lagi.
Akan saya kabari kalau sudah selesai dibaca. Happy weekend semua 🙂 Apakah bacaan kalian akhir minggu ini?
Bagi penggemar buku klasik tentu tak asing lagi dengan Jane Eyre. Saya sendiri belum pernah membaca buku klasik yang berat tebal-tebal begini ala Pride and Prejudice. Tapi kalau seperti Secret Garden, A little Princess dan seri Anne of Green Gables saya baca dan suka banget.
Balik ke Jane Eyre, saya memutuskan bergabung di The Book Club yang digagas oleh pengarang muda berbakat Winna Efendi. Kebetulan buku yang dipilih untuk bulan Maret adalah Jane Eyre, pas juga karena buku ini sendiri filmnya akan tayang tahun ini. Terlebih lagi sampul buku klasik terbitan Gramedia cukup bagus untuk dikoleksi.
Jane Eyre - Indonesian cover
Menariknya lagi, tokoh Jane akan diperankan oleh Mia Wasikowska. Saya sudah tertarik dengan gadis ini sejak ia memerankan gadis keras kepala yang bermasalah di serial In Treatment. Bintangnya semakin bersinar sejak ia memerankan Alice  di film Alice in Wonderland. Bisa jadi kariernya akan makin berkembang karena Mia cukup konsisten dan beragam dalam memilih perannya. Huft, nama sama tapi nasih kok beda ya 😀
Sixteen-year-old Miranda Merchant is great at science. . .and not so great with boys. After major drama with her boyfriend and (now ex) best friend, she’s happy to spend the summer on small, mysterious Selkie Island, helping her mother sort out her late grandmother’s estate.
There, Miranda finds new friends and an island with a mysterious, mystical history, presenting her with facts her logical, scientific mind can’t make sense of. She also meets Leo, who challenges everything she thought she knew about boys, friendship. . .and reality.
Is Leo hiding something? Or is he something that she never could have imagined?
Penasaran dengan buku yang satu ini, covernya bagus *ok, my bad but i really judge a book by its cover* terlebih lagi ada nuansa misteriusnya. Â Hal yang berhubungan dengan laut selalu menarik perhatian saya, entah kenapa. Dan out of the blue Zenia membelikan saya buku ini, woohooo, terima kasih Zeee *peluk ampe sesek*
Sea Change
Saya kurang merasakan kedekatan emosi dengan Miranda, dia diceritakan sebagai gadis dewasa yang pintar yang terpaksa pergi ke pulau Selkie karena kematian neneknya. Selkie sendiri adalah pulau yang penuh dengan mitos, kraken, merman malah beredar kisah duyung-duyung Selkie menjadi manusia dan hidup di kota Selkie itu sendiri.
Sebagai gadis New York, menghabiskan summer di Selkie tentu saja menjadi sangat membosankan. Memang sih Miranda mendapatkan teman baru, anak dari teman sang mama CeeCee yang berbeda 180 derajat dengannya. Tapi liburan Miranda baru terasa berwarna saat ia bertemu Leo, laki-laki misterius yang ditemuinya di pantai.
Semakin dilarang ibunya, pertemuan Miranda dan Leo semakin intens. Kisah cinta mereka berkembang, mulai dari sini kisah agak mudah ditebak. Walau di akhir kisah yang terkesan buru-buru masih ada beberapa pertanyaan tak terjawab. Bisa jadi buku ini sengaja disiapkan untuk ada sekuelnya. IMO sih mendingan dilanjutkan karena legenda Selkie, kisah ibu Miranda dan juga Miranda-Leo sendiri masih banyak yang bisa diulas lebih jauh.
3 bintang dari saya. Sepertinya saya harus mulai membaca YA yang agak berat nih :p I think I’m too old for this teenage-romance-thing.
Jiah, beneran deh ternyata bisa juga mengalami ini. Mau baca ini males, baca itu ga mood, sampai bolak balik ke Periplus juga tidak merasakan buku yang memanggil-manggil. Â kepikiran beli Eon sih tapi karena bulan ini saya menghabiskan 800ribu untuk kandang dugi jadi mikir ulang beli buku. Haha,itu mah pelit ya bukan ga niat beli buku :p
Anyway saya juga sudah bolak balik pegang bukunya tante Picoult tapi belum ada yang sreg, jadi mending pending dulu. Saat ini yang masuk dalam rak currently reading di Goodreads adalah The BFG – Roald Dahl dan Looking for Alibrandi – Melina Marchetta. Keduanya baru dibaca awal-awalnya doang belum ada yang menarik. Haduh gawat kehilangan mood begini. Pagi ini saya coba ganti bacaan deh, The Book Thief – Markus Zusak yang rata-rata berbintang 5. Uhkey, mudah-mudahan bisa memperbaiki mood.
Good day people! Have a nice monday and happy reading 🙂
Apa jadinya jika seorang gadis memiliki indra keenam bisa merasakan tubuh yang sudah tidak ada? Violet pada usianya yang delapan tahun berkeras ingin pergi ke suatu tempat di hutan karena ia terus menerus mendengar suara yang ‘memanggilnya’ dan ternyata itu adalah mayat seorang gadis. Seram juga, oleh karenanya bakat ini hanya diketahui oleh kedua orang tua Vi, Jay sahabatnya sedari kecil dan omnya yang anggota kepolisian.Waktu berlalu dan Vi mulai terbiasa dengan panggilan dari bawah sana, terkadang ia menguburkan anjing ataupun hewan-hewan yang menghembuskan nyawa dengan cara yang tak wajar.
Setelah prolog yang menarik tadi, kisah bergulir dengan cepat. Violet sudah remaja dan mulai menghadapai masalah utama remaja. Jatuh cinta. Parahnya ia jatuh cinta dengan Jay yang notabene sahabatnya sendiri, tapi apakah Jay juga merasakan perasaan yang sama?
Menariknya Body Finder yang tidak hanya menyajikan romance Vi – Jay, di perempat bagian buku mulai disisipkan pembunuhan. Gadis-gadis muda mulai dibunuh satu per satu. Ketika adik kelas Vi terbunuh, ia tak tinggal diam dan berniat mencari tahu siapakah pembunuh yang menghantui kotanya apalagi dengan kelebihannya  ia bisa merasakan gaung di tubuh sang pembunuh yang sama dengan mayat yang dibunuhnya.  Tapi bagaimana jika Violet adalah korban pembunuhan selanjutnya.
The Body Finder
The Body Finder berhasil saya tamatkan dalam waktu sehari, selain karena topiknya menarik, buku ini ditujukan untuk young adult (literally young adult!) sehingga mudah dicerna. Terlebih lagi dengan nuansa romance yang cukup kental saya penasaran dengan endingnya Violet bakal jadian dengan Jay atau tidak. Thriller lumayan seram sih karena ada beberapa bagian diceritakan dari sisi sang pembunuh namun endingnya terasa terlalu cepat. Bagaimanapun juga buku ini menarik karena mengangkat tema yang tak biasa dan covernya bagus. Nuansa biru dan hitamnya pas, misterius tapi romantis. 3 bintang, mungkin kalau saya membacanya waktu SMP atau SMA bisa jadi 5 bintang 🙂
Sebagai penggemar berat Nicholas Sparks, buku The Choise yang  baru saja selesai saya baca sepertinya kurang  begitu ‘sparkling’.  Bagi seorang drama queen seperti saya a happy ending is a must, namun lama-lama setelah menyadari bahwa hidup ini bukanlah dunia seperti yang ada dalam setiap film Disney, saya mulai legowo jika membaca kisah yang tidak selalu berakhir bahagia. Apalagi setelah membaca buku Nicholas Sparks yang rata-rata endingnya yang not-oh-so-happy-ever-after.
The Choice
Giliran The Choice yang endingnya bahagia, kenapa saya merasa ada unsur paksaan di sini sehingga greget kisah cinta antara Travis dan Gabby berkurang.
Buku ini masih layak dibaca bagi pecinta Nicholas Sparks dan semua pecinta romance. Kalau dari saya cukup 3 bintang, Â masih ada 2 buku Sparks lagi yang antri untuk dibaca tapi break dulu deh. Entah kenapa akhir-akhir ini minat baca saya sedikit menurun. Baca fantasy tidak ada yang sreg, sepertinya saya akan mencoba membaca buku karangan Jodie Picolt dalam waktu dekat. Belum pernah membaca karangan tante Jodie ini, any book recommendation bookworms?
Bulan ini saya dapat list bacaan saya bertambah 3 buku dari Zenia ; Ice, Juliet, Body Finder. Dan malah dapat bonus 2 buku juga, Daughters dan Sea Change.
hasil pinjaman
Body Finder berhasil kelar dalam setengah hari. Review menyusul. Hari ini ga bisa ngetik banyak karena tangan saya masih nyeri habis operasi pengangkatan arterum kemarin.
Akhirnya kesampaian juga membaca buku yang saya taksir sejak tahun lalu. Mau baca ebook denger-denger bakal dialihbahasakan ke Indonesia, untungnya terjemahannya bagus, walau covernya saya kurang suka. Cover yang saya upload di bawah ini yang non terjemahan. Me likey the yellow one.
Cleopatra's Daughter
Sinopsis di bawah ini saya copy dari website Michellemorran.com.
The marriage of Marc Antony and Cleopatra is one of the greatest love stories of all time, a tale of unbridled passion with earth-shaking political consequences. Feared and hunted by the powers in Rome, the lovers choose to die by their own hands as the triumphant armies of Antony’s vengeful rival, Octavian, sweep into Egypt. Their three orphaned children are taken in chains to Rome, but only two— the ten-year-old twins Selene and Alexander— survive the journey. Delivered to the household of Octavian’s sister, the siblings cling to each other and to the hope that they will return one day to their rightful place on the throne of Egypt. As they come of age, they are buffeted by the personal ambitions of Octavian’s family and court, by the ever-present threat of slave rebellion, and by the longings and desires deep within their own hearts.
The fateful tale of Selene and Alexander is brought brilliantly to life inCleopatra’s Daughter. Recounted in Selene’s youthful and engaging voice, it introduces a compelling cast of historical characters:
Octavia: the emperor Octavian’s kind and compassionate sister, abandoned by Marc Antony for Cleopatra
Livia: Octavian’s bitter and jealous wife
Marcellus: Octavian’s handsome, flirtatious nephew and heir-apparent
Tiberius: Livia’s sardonic son and Marcellus’s great rival for power
Juba: Octavian’s ever-watchful aide, whose honored position at court has far-reaching effects on the lives of the young Egyptian royals
Selene’s narrative is animated by the concerns of a young girl in any time and place —the possibility of finding love, the pull of friendship and family, and the pursuit of her unique interests and talents. While coping with the loss of both her family and her ancestral kingdom, Selene must find a path around the dangers of a foreign land. Her accounts of life in Rome are filled with historical details that vividly capture both the glories and horrors of the time. She dines with the empire’s most illustrious poets and politicians, witnesses the creation of the Pantheon, and navigates the colorful, crowded marketplaces of the city where Roman-style justice is meted out with merciless authority.
Based on meticulous research, Cleopatra’s Daughter is a fascinating portrait of Imperial Rome and of the people and events of this glorious and tumultuous period in human history. Emerging from the shadows of history, Selene, a young woman of irresistible charm and preternatural intelligence, will capture your heart.
Gimana? Menarik kan sinopsisnya? Dan saya pasti akan membaca buku Michelle Moran lainnya, ada 2 buku lagi yang masih berhubungan dengan Mesir, Nefertari dan Nefertiti.
Love, lies, betrayal, murder, power, passion, death, this book has it all 🙂 Semua yang diinginkan saat membaca buku historical ada di Cleopatra’s daughter. Kita dengan mudah akan bersimpati dengan tokoh utama putri sang Cleopatra, Selene. Walau di awal buku sempat bingung karena terlalu banyak tokoh yang diperkenalkan, lambat laun saya mulai bisa mengikuti dan seakan berpindah ke Roma, karena pendeskripsian Michelle Moran begitu detilnya.
Hail to Michelle Moran! 🙂
PS. browsing di blognya lumayan membuat saya terpana ada foto dari berbagai negara yang ia kunjungi, mulai dari Malta, India, Italia, Jamaica, dll. Sepertinya ia juga melakukan riset yang cukup dalam untuk setiap bukunya. Cool.
Me, ain’t going nowhere and try to finish my currently reading. Done with Calpurnia Tate, love it! Calpurnia is so adorable. I’m reading two books rite now, first one is back with the fangs-bloody-vampire Vampire Academy – Spirit Bound. This book is going better and better, gonna finish it tomorrow i guess, can’t stop! :p
And the other book is Let The Right One In, which I’ve posted it last week. OMG, this book is soooo depresin 😦 I dunno I can finish it or not.