Sebagai penggemar berat Nicholas Sparks, buku The Choise yang baru saja selesai saya baca sepertinya kurang begitu ‘sparkling’. Bagi seorang drama queen seperti saya a happy ending is a must, namun lama-lama setelah menyadari bahwa hidup ini bukanlah dunia seperti yang ada dalam setiap film Disney, saya mulai legowo jika membaca kisah yang tidak selalu berakhir bahagia. Apalagi setelah membaca buku Nicholas Sparks yang rata-rata endingnya yang not-oh-so-happy-ever-after.

Giliran The Choice yang endingnya bahagia, kenapa saya merasa ada unsur paksaan di sini sehingga greget kisah cinta antara Travis dan Gabby berkurang.
Buku ini masih layak dibaca bagi pecinta Nicholas Sparks dan semua pecinta romance. Kalau dari saya cukup 3 bintang, masih ada 2 buku Sparks lagi yang antri untuk dibaca tapi break dulu deh. Entah kenapa akhir-akhir ini minat baca saya sedikit menurun. Baca fantasy tidak ada yang sreg, sepertinya saya akan mencoba membaca buku karangan Jodie Picolt dalam waktu dekat. Belum pernah membaca karangan tante Jodie ini, any book recommendation bookworms?
ahh.. liat buku ini jadi menyesal sudah menjualnya sebelum membacanya.. hehhehehhe..
bagus yah? tokohnya mati juga ngga? ;p
aku sih gak pernah baca karangan nicholas spark maupun jody picoult..kayaknya lumayan berat isinya..hehehe tapi,untuk yang jody picoult sih pas lihat filmnya my sister’s keeper jadi kepengen baca juga,soalnya bagus banget ceritanya…
Ana : wah sayang banget dijual belum dibaca ;p Kalo hepi ending kan udah ketebak meninggal enggaknya, hehe.
Fca : Sparks ga berat kok cuma lebih ke drama gitu non, kalo Jodie yang penasaran tapi memang kalau baca sinopsis belakangnya rada berat sih. Sister’s keeper itu padahal endingnya beda banget lho ama yang di buku kata temen saya.