Woohoo, akhirnya tanggal yang ditunggu-tunggu tiba juga! 31 Mei 2011. Postingan serempak Blogger Buku Indonesia, proyek perdana kami adalah baca bareng Wuthering Heights. Dari sekian banyak pilihan buku yang masuk daftar polling, WH ternyata memiliki tempat tersendiri di hati para blogger, selain buku klasik yang pastinya sering disebut, WH menjadi lebih populer lagi sejak Bella Swan tokoh utama buku Twilight series juga menyukai buku ini. Plusnya lagi WH terbitan seri klasik Gramedia dengan lambang bunga mawar merah di kanan bawah sudah tentu jaminan mutu terjemahan bagus dan minim typo.

Wuthering Heights mengisahkan cinta yang tak sampai antara Heathcliff dan Catherine Earnshaw. Sayangnya status anak pungut dan tanpa gelar yang jelas menyurutkan niat Catherine untuk menikahinya, bahkan akhirnya Catherine menikah dengan Edgar Linton yang tak lain musuh bebuyutan Heathcliff sedari kecil. Putus asa, dengki, dendam mengakar dalam diri Heathcliff sehingga ia bertekad melarikan diri dan menyusun rencana besar dalam hidupnya. Suatu saat, ia akan kembali. Bukan sekedar untuk menunjukkan ia akan menjadi orang yang besar dan berhasil, Heathcliff datang untuk balas dendam dan menghancurkan hidup orang-orang yang sebelumnya telah menghancurkan hidupnya sendiri.
Kisah cinta Catherine – Heathcliff serta runutan cerita Wuthering Heights pastinya akan lebih jelas direview oleh teman-teman blogger yang lain, saya tidak bakat menulis sinopsis kisah panjang-panjang ;p namun ijinkan saya bercerita tentang kesan dan pesan saya selama membaca Wuthering Heights. Satu kata : capek! Terus terang saya lelah sekali membaca buku ini dan tergolong lambat dalam menyelesaikannya. Dari bab awal nuansa gelap dan kelam sangat terasa, terlebih lagi alur kisah yang flash back dan lumayan banyak tokoh yang diceritakan sejak awal sempat membuat saya bingung. Untungnya mulai sepertiga buku saya mulai bisa menghafal nama-nama tokoh plus lagi gambar family tree Earnshaw – Heathcliff lumayan membantu 🙂

Tokoh utama Heathcliff bukanlah pria dewasa gahar seperti yang ada di novel-novel romance ataupun pria pendiam menghanyutkan ala Edward Cullen. Heathcliff adalah tokoh pria kasar, dingin, bengis, gelap, cemberut senantiasa bahkan cenderung sakit mental (in my opinion). Terus terang saya tidak habis pikir bagaimana ada orang bisa hidup dalam kebencian yang berakar dalam hatinya? Berkali-kali saat saya membaca buku ini, ingin sekali saya menendang Heathcliff dan berkata kepadanya, “hello mister! mbok ya senyum po’o sekali-sekali, masih banyak perempuan cantik yang mau dengan anda lho kalo anda berubah” . Meh.
Buku klasik yang terbit tahun 1847 adalah satu-satunya karangan Emily Bronte yang tak lain adalah saudara Charlotte Bronte penulis buku klasik Jane Eyre yang digadang-gadang sebagai cikal bakal novel Historical Romance. Wuthering Heights termasuk dalam list 1001 buku yang harus dibaca. Walaupun pikiran tokoh utamanya susah diselami, penokohan karakternya juara! Setiap tokoh yang ikut ambil bagian dalam cerita mendapat porsinya masing-masing dengan pas, hebatnya lagi karakternya seakan-akan berjiwa dan hidup, tak heran rating di amazon maupun goodreads cukup tinggi. Bahkan sampai selesai membaca WH, beberapa adegan masih terbayang-bayang di otak, hal yang jarang terjadi jika saya membaca novel.
Wuthering Heights berkali-kali diadaptasikan ke dalam film, list jelasnya bisa dibuka di imdb.com namun yang ingin saya tonton adalah adaptasi tahun 1992 yang dibintangi oleh Ralph Fiennes dan Juliet Binoche. Penasaran seperti apakah tokoh Heathcliff jika difilmkan :p

Cover Wuthering Heights rata-rata bernuansa abu gelap, terkadang ada gambar rumah, wanita termenung atau pria berdiri sendiri.



Bicara soal cover tak ada habisnya dan favorit saya adalah gambar paling bawah, karya seorang pelukis dan ilustrator terkenal Ruben Toledo. Seram tapi sarat dengan nilai artistik.
Ah, kembali ke Wuthering Heights, kalimat penutup untuk review saya copy dari blogcritics.org : In its own way, Wuthering Heights is a perfect read for a long weekend. It is a novel about what happens when the guy doesn’t get the girl and how the universe can be set right again. In between, there is melodrama, tragedy, madness and, possibly, ghosts. It’s a quick read, a fun one, and the kind of book that gives you a little bit of insight into the stew of popular culture. Plus, it’ll make you feel good about yourself, since you’re almost certainly wiser, more humble, and less shallow than any of Bronte’s classic characters.
Happy Tuesday, people! Selamat beraktivitas dan berikan peluk cium untuk saudara terkasih di sekeliling anda dan jangan biarkan cinta membunuhmu, yuk nyanyi bareng Queen 🙂
I’m just the pieces of the man I used to be
Too many bitter tears are raining down on me
I’m far away from home
And Ive been facing this alone
For much too longI feel like no-one ever told the truth to me
About growing up and what a struggle it would be
In my tangled state of mind
I’ve been looking back to find
Where I went wrongToo much love will kill you
If you can’t make up your mind
Torn between the lover
And the love you leave behind
You’re headed for disaster
Cos’ you never read the signs
Too much love will kill you
Every timeI’m just the shadow of the man I used to be
And it seems like there’s no way out of this for me
I used to bring you sunshine
Now all I ever do is bring you down
How would it be if you were standing in my shoes
Cant you see that it’s impossible to choose
No there’s no making sense of it
Every way I go I’m bound to loseToo much love will kill you
Just as sure as none at all
It’ll drain the power that’s in you
Make you plead and scream and crawl
And the pain will make you crazy
You’re the victim of your crime
Too much love will kill you
Every timeToo much love will kill you
It’ll make your life a lie
Yes, too much love will kill you
And you wont understand why
You’d give your life, you’d sell your soul
But here it comes again
Too much love will kill you
In the end…
In the end.