Kembali meramaikan Book Kaleidoscope Mbak Fanda, di postingan kali ini sesuai judulnya book cover terbaik dari 62 buku yang saya baca tahun 2012, masih kurang 3 lagi sesuai target tapi saya rasa kelima sampul buku di bawah cukup mewakilkan buku terbaik versi saya.
5. Fifty Shades of Grey.
Fifty Shades of Grey
Yeeaaa, i know, saya salah satu pembaca yang ngomel-ngomel tiap si tokoh mulai bertindak bodoh seperti menggigit bibirnya *oops*. Walau begitu tidak bisa dipungkiri hanya dengan cover depannya kita bisa ikut merasakan kemisteriusan seorang Christian Grey.
4. Gadis Kretek.
Gadis Kretek
Nah kalau Gadis Kretek saya pilih karena nuansa vintagenya sangat berasa, gadis berwajah Indonesia yang rada mirip Dessy Ratnasari berkebaya encim dengan rokok di satu tangannya. Keren!
3. Memoirs of Imaginary Friends.
Memoirs of An Imaginary Friends
Terus terang saya membeli buku ini murni karena covernya, well dengan embel-embel Jodi Picoult juga ding. Cover buku karangan Matthew Green ini dengan pas menampilkan esensi cerita. The Imaginary Friend. Dengan jungkat-jungkit kosong namun berat. Kewl!
2. Season of Witch.
Season of Witch
Saya suka banget cover ini, malah lebih suka versi terjemahan Gramedianya ketimbang buku aslinya. Dominasi warna coklat dan merah muda yang menonjol di bagian bawah mampu menampilkan aura gothic sekaligus sensual karena memang buku karangan Natasha Mostert lumayan nyerempet-nyerempet walau hanya sekilas.
1. Blue Romance.
Blue Romance
Widih, Sheva pasti girang banget nih karena di postingan saya kemarin buku ini sudah saya sebut. Coba deh diperhatikan cover depannya, siapa yang tidak jatuh cinta, cover yang terbagi menjadi 2 halaman menyiratkan aura romantis dan syahdu sekaligus.
pict was taken from googleCute bookmark!
Kenapa menjadi pilihan pertama saya, karena di tiap cerita kita disuguhkan ilustrasi sesuai cerita dan pembatas bukunya keren sangat. Ceritanya bagus, kemasannya juga pas. Wajar jadi cover buku favorit saya tahun 2012 kan?
Tidak bosan-bosan kalau disuruh bercerita soal Harry Potter. Gara-gara ganti avatar di twitter, jadi kepikiran untuk mengetahui lebih jauh soal Harry Potter’s Signature Edition.
Kinokuniya. Desember, 2010
Clare Melinsky, wanita 56 tahun yang memang berprofesi sebagai ilustrator dan sudah menggambar 39 ilustrasi untuk Penguin seri Shakespeare, mulai dari Hamlet, Henry, A Midsummer Night’s Dream. Hasil karya lengkapnya bisa dilihat di http://www.claremelinsky.co.uk/catalog/shakespeare-prints/feed.
Proyek ilustrasi untuk Harry Potter adalah proyek rahasia, selama setahun proses pembuatan ketujuh buku, Clare diharuskan bersumpah oleh Bloomsbury untuk merahasiakan ilustrasinya sampai saat launching edisi perdananya November 2010 lalu. ‘I was delighted and excited to be asked to illustrate the covers for such massively famous books – and seven of them! It was top secret for the best part of a year, ujar Clare yang saya ambil dari http://www.zimbio.com
Awalnya saya pikir Signature Ed adalah seri Harry yang bertanda tangan The one and only J. K. Rowling, tapi setelah saya baca di perezfox.com, ternyata bukan tanda tangan pengarangnya, melainkan tanda tangan Harry Potter. Jiah. Walau begitu buku ini tetap masuk wish list saya, covernya bagus!
Signature Edition
Ilustrasi Harry Potter And The Deathly Hallows yang menggambarkan kuburan, benar-benar ada, diambil dari old Morton Kirkyard dekat kota Thornhill.
Clare Melinsky
“I have been an illustrator for a long time now but the Harry Potter covers were a challenge. I really felt like the spotlight would be on me but when it came down to it they were really nice books to illustrate because there is so much imagination in the stories.”
Hai hai, sudah lama juga saya tidak posting di sini, sibuk berkutat dengan ‘pr’ saya bersama buku pilihan BBI nih. Bagi yang belum tahu apa itu BBI, Blogger Buku Indonesia dibentuk berdasar passion dan kecintaan akan buku, setiap bulan rencananya membaca dan mempublish review buku di hari yang sama. Kewl isn’t it? Bulan Juni bacaan resmi kami adalah Wuthering Heights. Review lengkap tunggu tanggal mainnya dua hari lagi ya *sok misterius*.
Minggu pagi setelah mandi dan sarapan adalah saat yang pas banget untuk ngeblog, hasil browsing goodreads, timbul ide untuk sharing buku new release di luar sana yang menarik perhatian saya.
– The Sweetest Thing ~ Christina Mandelski
The Sweetest Thing
In the world of Sheridan Wells, life is perfect when she’s decorating a cake. Unfortunately everything else is a complete mess: her mom ran off years ago, her dad is more interested in his restaurant, and the idea of a boyfriend is laughable. But Sheridan is convinced finding her mom will solve all her problems – only her dad’s about to get a cooking show in New York, which means her dream of a perfect family will be dashed. Using just the right amount of romance, family drama, and cute boys, The Sweetest Thing will entice fans with its perfect mixture of girl-friendly ingredients.
Covernya bikin lapar ya 🙂
– The Girl who Circumnavigated Fairyland in a Ship of Her Own Making ~Catheryne M. Valente
Fairyland #1
Twelve-year-old September lives in Omaha, and used to have an ordinary life, until her father went to war and her mother went to work. One day, September is met at her kitchen window by a Green Wind (taking the form of a gentleman in a green jacket), who invites her on an adventure, implying that her help is needed in Fairyland. The new Marquess is unpredictable and fickle, and also not much older than September. Only September can retrieve a talisman the Marquess wants from the enchanted woods, and if she doesn’t . . . then the Marquess will make life impossible for the inhabitants of Fairyland. September is already making new friends, including a book-loving Wyvern and a mysterious boy named Saturday. With exquisite illustrations by acclaimed artist Ana Juan, Fairyland lives up to the sensation it created when the author first posted it online. For readers of all ages who love the charm of Alice in Wonderland and the soul of The Golden Compass, here is a reading experience unto itself: unforgettable, and so very beautiful.
Perpaduan fantasi, dongeng dan petualangan masih menjadi resep mujarab rupanya, covernya sedikit mengingatkan saya dengan Fly by Night. Judulnya keren!
– The Last Time I Saw Paris ~ Lynn Sheene
The Last Time I Saw Paris
May 1940. Fleeing a glamorous Manhattan life built on lies, Claire Harris arrives in Paris with a romantic vision of starting anew. But she didn’t anticipate the sight of Nazi soldiers marching under the Arc de Triomphe. Her plans smashed by the German occupation, the once- privileged socialite’s only option is to take a job in a flower shop under the tutelage of a sophisticated Parisian florist.In exchange for false identity papers, Claire agrees to aid the French Resistance. Despite the ever-present danger, she comes to love the enduring beauty of the City of Light, exploring it in the company of Thomas Grey, a mysterious Englishman working with the Resistance. Claire’s bravery and intelligence make her a valuable operative, and slowly her values shift as she witnesses the courageous spirit of the Parisians.
But deception and betrayal force her to flee once again-this time to fight for the man she loves and what she knows is right-praying she has the heart and determination to survive long enough to one day see Paris again.
Rada setipe dengan Guernsey Literary dan sedikit nuansa film English Passion, plus rehat dari fantasi dan drama ABG sepertinya buku ini bisa menjadi pilihan yang pas. Suka font judul dan tone warna latarnya, yang mengganggu malah 2 tokoh pria dan wanita serta garis merah di bagian bawah cover, mirip dengan Harlequin malah.
Akhirnya setelah berkutat dengan mood baca yang tidak jelas, akhirnya saya memutuskan langsung saja membaca buku yang kata orang buku terbaik sepanjang masa. The Book Thief. Pilihan saya tidak salah.
Walaupun bab awal sempat bingung karena banyak kata yang jarang saya dengar, sang narator dari cerita inilah yang membuat saya tetap membaca. Death. Sang kematian sendiri yang bercerita dengan kita, hebatnya lagi dengan caranya yang aneh, terkadang sinis namun lucu benar-benar membuat saya merasa terlena dan berasa didongengin. Hebat!
The Book Thief
Satu lagi, setelah Harry Potter sepertinya baru The Book Thief yang membuat saya merasa seperti ini. Menikmati kata per kata, tiap halaman ditulis dengan indah oleh Markus Zusak padahal saya baru sampai halaman 72. Masih ada 450halaman lagi.
Akan saya kabari kalau sudah selesai dibaca. Happy weekend semua 🙂 Apakah bacaan kalian akhir minggu ini?
Bagi penggemar buku klasik tentu tak asing lagi dengan Jane Eyre. Saya sendiri belum pernah membaca buku klasik yang berat tebal-tebal begini ala Pride and Prejudice. Tapi kalau seperti Secret Garden, A little Princess dan seri Anne of Green Gables saya baca dan suka banget.
Balik ke Jane Eyre, saya memutuskan bergabung di The Book Club yang digagas oleh pengarang muda berbakat Winna Efendi. Kebetulan buku yang dipilih untuk bulan Maret adalah Jane Eyre, pas juga karena buku ini sendiri filmnya akan tayang tahun ini. Terlebih lagi sampul buku klasik terbitan Gramedia cukup bagus untuk dikoleksi.
Jane Eyre - Indonesian cover
Menariknya lagi, tokoh Jane akan diperankan oleh Mia Wasikowska. Saya sudah tertarik dengan gadis ini sejak ia memerankan gadis keras kepala yang bermasalah di serial In Treatment. Bintangnya semakin bersinar sejak ia memerankan Alice di film Alice in Wonderland. Bisa jadi kariernya akan makin berkembang karena Mia cukup konsisten dan beragam dalam memilih perannya. Huft, nama sama tapi nasih kok beda ya 😀
Sixteen-year-old Miranda Merchant is great at science. . .and not so great with boys. After major drama with her boyfriend and (now ex) best friend, she’s happy to spend the summer on small, mysterious Selkie Island, helping her mother sort out her late grandmother’s estate.
There, Miranda finds new friends and an island with a mysterious, mystical history, presenting her with facts her logical, scientific mind can’t make sense of. She also meets Leo, who challenges everything she thought she knew about boys, friendship. . .and reality.
Is Leo hiding something? Or is he something that she never could have imagined?
Penasaran dengan buku yang satu ini, covernya bagus *ok, my bad but i really judge a book by its cover* terlebih lagi ada nuansa misteriusnya. Hal yang berhubungan dengan laut selalu menarik perhatian saya, entah kenapa. Dan out of the blue Zenia membelikan saya buku ini, woohooo, terima kasih Zeee *peluk ampe sesek*
Sea Change
Saya kurang merasakan kedekatan emosi dengan Miranda, dia diceritakan sebagai gadis dewasa yang pintar yang terpaksa pergi ke pulau Selkie karena kematian neneknya. Selkie sendiri adalah pulau yang penuh dengan mitos, kraken, merman malah beredar kisah duyung-duyung Selkie menjadi manusia dan hidup di kota Selkie itu sendiri.
Sebagai gadis New York, menghabiskan summer di Selkie tentu saja menjadi sangat membosankan. Memang sih Miranda mendapatkan teman baru, anak dari teman sang mama CeeCee yang berbeda 180 derajat dengannya. Tapi liburan Miranda baru terasa berwarna saat ia bertemu Leo, laki-laki misterius yang ditemuinya di pantai.
Semakin dilarang ibunya, pertemuan Miranda dan Leo semakin intens. Kisah cinta mereka berkembang, mulai dari sini kisah agak mudah ditebak. Walau di akhir kisah yang terkesan buru-buru masih ada beberapa pertanyaan tak terjawab. Bisa jadi buku ini sengaja disiapkan untuk ada sekuelnya. IMO sih mendingan dilanjutkan karena legenda Selkie, kisah ibu Miranda dan juga Miranda-Leo sendiri masih banyak yang bisa diulas lebih jauh.
3 bintang dari saya. Sepertinya saya harus mulai membaca YA yang agak berat nih :p I think I’m too old for this teenage-romance-thing.
Apa jadinya jika seorang gadis memiliki indra keenam bisa merasakan tubuh yang sudah tidak ada? Violet pada usianya yang delapan tahun berkeras ingin pergi ke suatu tempat di hutan karena ia terus menerus mendengar suara yang ‘memanggilnya’ dan ternyata itu adalah mayat seorang gadis. Seram juga, oleh karenanya bakat ini hanya diketahui oleh kedua orang tua Vi, Jay sahabatnya sedari kecil dan omnya yang anggota kepolisian.Waktu berlalu dan Vi mulai terbiasa dengan panggilan dari bawah sana, terkadang ia menguburkan anjing ataupun hewan-hewan yang menghembuskan nyawa dengan cara yang tak wajar.
Setelah prolog yang menarik tadi, kisah bergulir dengan cepat. Violet sudah remaja dan mulai menghadapai masalah utama remaja. Jatuh cinta. Parahnya ia jatuh cinta dengan Jay yang notabene sahabatnya sendiri, tapi apakah Jay juga merasakan perasaan yang sama?
Menariknya Body Finder yang tidak hanya menyajikan romance Vi – Jay, di perempat bagian buku mulai disisipkan pembunuhan. Gadis-gadis muda mulai dibunuh satu per satu. Ketika adik kelas Vi terbunuh, ia tak tinggal diam dan berniat mencari tahu siapakah pembunuh yang menghantui kotanya apalagi dengan kelebihannya ia bisa merasakan gaung di tubuh sang pembunuh yang sama dengan mayat yang dibunuhnya. Tapi bagaimana jika Violet adalah korban pembunuhan selanjutnya.
The Body Finder
The Body Finder berhasil saya tamatkan dalam waktu sehari, selain karena topiknya menarik, buku ini ditujukan untuk young adult (literally young adult!) sehingga mudah dicerna. Terlebih lagi dengan nuansa romance yang cukup kental saya penasaran dengan endingnya Violet bakal jadian dengan Jay atau tidak. Thriller lumayan seram sih karena ada beberapa bagian diceritakan dari sisi sang pembunuh namun endingnya terasa terlalu cepat. Bagaimanapun juga buku ini menarik karena mengangkat tema yang tak biasa dan covernya bagus. Nuansa biru dan hitamnya pas, misterius tapi romantis. 3 bintang, mungkin kalau saya membacanya waktu SMP atau SMA bisa jadi 5 bintang 🙂
Akhirnya kesampaian juga membaca buku yang saya taksir sejak tahun lalu. Mau baca ebook denger-denger bakal dialihbahasakan ke Indonesia, untungnya terjemahannya bagus, walau covernya saya kurang suka. Cover yang saya upload di bawah ini yang non terjemahan. Me likey the yellow one.
Cleopatra's Daughter
Sinopsis di bawah ini saya copy dari website Michellemorran.com.
The marriage of Marc Antony and Cleopatra is one of the greatest love stories of all time, a tale of unbridled passion with earth-shaking political consequences. Feared and hunted by the powers in Rome, the lovers choose to die by their own hands as the triumphant armies of Antony’s vengeful rival, Octavian, sweep into Egypt. Their three orphaned children are taken in chains to Rome, but only two— the ten-year-old twins Selene and Alexander— survive the journey. Delivered to the household of Octavian’s sister, the siblings cling to each other and to the hope that they will return one day to their rightful place on the throne of Egypt. As they come of age, they are buffeted by the personal ambitions of Octavian’s family and court, by the ever-present threat of slave rebellion, and by the longings and desires deep within their own hearts.
The fateful tale of Selene and Alexander is brought brilliantly to life inCleopatra’s Daughter. Recounted in Selene’s youthful and engaging voice, it introduces a compelling cast of historical characters:
Octavia: the emperor Octavian’s kind and compassionate sister, abandoned by Marc Antony for Cleopatra
Livia: Octavian’s bitter and jealous wife
Marcellus: Octavian’s handsome, flirtatious nephew and heir-apparent
Tiberius: Livia’s sardonic son and Marcellus’s great rival for power
Juba: Octavian’s ever-watchful aide, whose honored position at court has far-reaching effects on the lives of the young Egyptian royals
Selene’s narrative is animated by the concerns of a young girl in any time and place —the possibility of finding love, the pull of friendship and family, and the pursuit of her unique interests and talents. While coping with the loss of both her family and her ancestral kingdom, Selene must find a path around the dangers of a foreign land. Her accounts of life in Rome are filled with historical details that vividly capture both the glories and horrors of the time. She dines with the empire’s most illustrious poets and politicians, witnesses the creation of the Pantheon, and navigates the colorful, crowded marketplaces of the city where Roman-style justice is meted out with merciless authority.
Based on meticulous research, Cleopatra’s Daughter is a fascinating portrait of Imperial Rome and of the people and events of this glorious and tumultuous period in human history. Emerging from the shadows of history, Selene, a young woman of irresistible charm and preternatural intelligence, will capture your heart.
Gimana? Menarik kan sinopsisnya? Dan saya pasti akan membaca buku Michelle Moran lainnya, ada 2 buku lagi yang masih berhubungan dengan Mesir, Nefertari dan Nefertiti.
Love, lies, betrayal, murder, power, passion, death, this book has it all 🙂 Semua yang diinginkan saat membaca buku historical ada di Cleopatra’s daughter. Kita dengan mudah akan bersimpati dengan tokoh utama putri sang Cleopatra, Selene. Walau di awal buku sempat bingung karena terlalu banyak tokoh yang diperkenalkan, lambat laun saya mulai bisa mengikuti dan seakan berpindah ke Roma, karena pendeskripsian Michelle Moran begitu detilnya.
Hail to Michelle Moran! 🙂
PS. browsing di blognya lumayan membuat saya terpana ada foto dari berbagai negara yang ia kunjungi, mulai dari Malta, India, Italia, Jamaica, dll. Sepertinya ia juga melakukan riset yang cukup dalam untuk setiap bukunya. Cool.
Minggu lalu saya disibukkan dengan 2 anggota keluarga yang terkena demam berdarah, alhasil kegiatan ngeblog berkurang. Buku yang saya beli kali ini juga ada hubungannya dengan darah, Let the Right One In. Berkisah tentang persahabatan tak normal antara Oscar, anak laki-laki korban bullying dengan Eli. Eli ternyata vampire berusia 200 tahun yang terperangkap dalam tubuh anak kecil. Menarik, covernya juga bagus dan alamak ternyata buku ini tebal sekali.
Let the Right One In
Oia, ini poster filmnya. Seram! Jadi pengen segera baca 🙂
Salah satu kegiatan favorit saya di goodreads selain membaca review teman-teman adalah browsing-browsing buku yang bakal terbit tahun ini. Cover buku Young Adultnya ga nahan deh, bagus-bagus. Dan ada 3 buku yang menarik perhatian saya semuanya dengan tokoh yang sama, mermaid. I love mermaid! Tapi so far buku soal mermaid yang saya baca itu ingo, dan ingo kurang mengena di hati saya. Mudah-mudahan buku di bawah ini bisa mengobati kerinduan saya akan mermaid 🙂