It takes a graveyard to raise a child.
Oh well, kalimat pertama yang menarik,yaaa selain Neil Gaimannya sendiri sih. Sepertinya siapa yang tidak kenal dengan Neil, karyanya mulai dari Coraline, American Gods bahkan Stardust semuanya mendapat rating tinggi dari penggemar fantasi. Saya sudah membaca Coraline dan Good Omen, namun Graveyard adalah buku Neil berbahasa Inggris pertama yang saya baca, awalnya rada was-was juga, bagaimana kalau saya tidak bisa menikmatinya? Bagaimana kalau bahasanya susah? But there’s always the first time for everything dan perjumpaan pertama saya dengan novel Neil Gaiman berbuah manis, 5 bintang untuk kisah dark fantasy yang bertema unik sekaligus seram plus ajaib. Bayangkan, ini adalah kisah seorang anak yang orang tuanya mati dibunuh sehingga akhirnya ia diasuh oleh keluarga hantu di kuburan. Ga kebayang kan? Memang saya bukan pengarang novel, tapi seandainya saya penulis, tidak pernah terbesit bakal memakai kuburan sebagai setting sebuah buku. *udahurusgigiajasana*

Okehlah, tanpa bertele-tele mari kita gali satu-satu apa yang menyebabkan Graveyard menjadi pemenang Newberry Medal 2009 dan menjadi jalan pembuka bagi saya untuk mengoleksi karya beliau yang lain.
– Ilustrasi
Dasarnya Graveyard adalah buku untuk middle grade, tidak salah jika buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang menawan, walau hanya coretan kuas hitam putih saja namun cukup kuat mewakilkan isi bab demi bab. Tak jarang saat membacanya, saya iseng membolak-balik halaman yang telah lewat demi memandang ulang gambarnya saja 🙂

– Freedom of the graveyard.
Si anak yang dipanggil Bod, singkatan dari Nobody Owens dianugerahkan beberapa kekuatan yang tidak dimiliki orang hidup seperti muncul ke mimpi seseorang, mampu menghilang bahkan bisa melihat di kegelapan. Ia memiliki pengasuh bernama Silas yang mengajarinya banyak hal. Kesannya misterius tapi saya sangat menyukai karater Silas yang kebapakan dan bertanggung jawab penuh akan Bod. Ada satu percakapan Silas dan Bod yang saya suka saat Silas mengingatkan pembunuh keluarganya masih berkeliaran :
Bod said, “The person who hurt my family. The one who wants to kill me. You are certain that he’s still out there?”
“Yes. He’s still out there.”
“Then, said Bod, and said that the unsayable, “I want to go to school.”
Silas was imperturbable, but now his mouth open and his brow furrowed, and he said only,
“What?”
“I’ve learned a lot in the graveyard. I can Fade and I can Haunt. I can open a ghoul-gate and I know the constellations. But there’sa world out there, with the sea in it, and the islands, and shipwrecks and pigs. And the teachers here have taught me lots of things, but i need more. If I’m going to survive there, one day.”
“Out of the question. Here we can keep you safe, out there? Outside, anything could happen.”
“Yes, “ agreed Bod. “That’s the potential thing you were talking about. Someone killed my mother and my father and my sister.”
“Yes. Someone did.”
“A man?”
“A man.”
“Which means you’re asking the wrong question.”
Silas raised an eyebrow. “How so?”
“Well, if I go outside in the world, the question isn’t who will keep me safe from him?”
“No?”
“No. It’s who will keep him safe from me?”
:’)
– Teman-teman Bod.
Semua karakter pendukung Graveyard memiliki tempat dan kisah sendiri di buku ini tanpa terkesan keluar dari jalur, mulai dari Scarlett teman pertama Bod yang akhirnya menjadi pembuka jalan Bod sekolah dengan orang-orang hidup lainnya. Selain itu masih banyak karakter lain seperti Miss Lupescu, Scarlett dan juga Liza Hempstock.
– The Man Jack
Karakter misterius pembunuh keluarga Bod. Siapakah ia sebenarnya? Siapa sebenarnya keluarga Bod sehingga harus dibantai habis? Jack masih berkeliaran mencari si anak hilang terlebih lagi sejak Bod masuk sekolah, ia mulai dikenali dan Jack tidak diam, ia tidak mau dipecundangi untuk kedua kalinya dan Jack, tentu saja berniat membereskan misinya yang tertunda.
– The ending.
Penuh dengan kalimat quotable.
“Do you know what you’re going to do now?”
“See the world, get into trouble. Get out of trouble again. Visit jungles and volcanoes and deserts and islands. And people. I want to meet an awful lot of people.”
Saya juga menyukai kalimat ini :
Fear is contagious. You can catch it. Sometimes all it takes is for someone to say that they’re scared for the fear to become real.
Dan yang terakhir :
Face your life,
It’s pain,
It’s pleasure,
Leave no path untaken.
Have a great journey, Bod!
I’m sure you’ll have a great journey ahead. :’)
Saya menutup halaman terakhir dengan tersenyum puas, seakan melihat perjalanan mulus seorang teman lama, ya, Bod menjadi salah satu karakter favorit saya tahun ini. Saya seakan menjadi saksi belasan tahun hidupnya sedari ia diasuh keluarga Owen di kuburan. Neil tak hanya menulis cerita ia menciptakan karakter yang abadi, bahkan bisa jadi Graveyard menjadi buku klasik wajib baca di tahun-tahun ke depan nantinya. Neil juga membuat cerita anak yang tidak klise, tidak dijejalkan pesan moral berlebih bagi pembaca muda namun ia menawarkan teman dan perjalanan yang menyenangkan bagi semua pembacanya dan tentu saja mengingatkan kembali untuk menikmati hidupmu selagi muda, cobalah banyak hal, leave no the path untaken.
Sudah jelas kenapa buku ini mendapat bintang 5 kan? 🙂
Bagi yang masih penasaran coba cek di sini, Neil Gaiman menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca saat tur bukunya dan ada video saat Neil membaca Graveyard. Enjoy!