Cover simpel, gambar kawat gigi yang kinclong serta nominasi Eisner Award membuat saya tanpa ragu membeli Graphic Novel terbaru terbitan Gramedia. Saya tidak salah pilih, Senyum langsung saya lalap habis dalam semalam.

Senyum mengisahkan seluk beluk kehidupan seorang gadis remaja yang sedang getol-getolnya mencari jati diri. Menjadi pelajar normal yang banyak teman adalah impian Raina, apa daya sepertinya masalah selalu menghampiri. Keluarga, teman yang suka meledek, mulai taksir-taksiran dan lirik- lirik kakak kelas sampai masalah besar yang menghantui hidupnya hingga beberapa tahun ke depan. Gigi!
Siapa sangka gigi bisa menjadi problem hidup Raina? Berawal dari tersandung, dua gigi depan Raina ‘mblesak’ ke rahang, sehingga kunjungan dokter gigi menjadi rutinitas dalam hidupnya. Mulai dari orthodontist, endodontist sampai periodontist. Kalimat Raina, “Aku bahkan tidak tahu ada ‘dontis’ sebanyak ini” saat ia harus membersihkan karang giginya ke periodontist (hal 164) membuat saya tertawa. Jadi ingat saat saya masih menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi, saya juga tak menyangka ada begitu banyak spesialisasi dokter gigi.
Belum cukup memakai behel, Raina juga diharuskan memakai head gear selama beberapa waktu (halaman 55). Aduh terus terang itu alat memang tidak ‘happening’, bagi yang pernah menonton video klip Last Fiday Night, nah ada adegan di mana Katy Perry menggunakan head gear.

Senyum menjadi graphic novel favorit saya, ilustrasi Telgemeier yang simpel dan elegan, kisah Raina yang berdasar pengalaman hidupnya sendiri menjadikan buku ini sayang untuk dilewatkan. Raina mengajarkan kita arti persahabatan yang sesungguhnya dan panggilan jiwa yang terkadang saat remaja kita lupa. “Semakin fokus pada hal-hal yang kuminati, semakin banyak hal yang kusukai pada diriku. Dan itu mempengaruhi cara orang lain memandangku.” halaman 207. Raina yang rendah diri karena kawat gigi akhirnya berhenti mengasihani diri sendiri dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang digemarinya (hal 206). Penampilan luar tak lagi memengaruhi perasaan dalam hatinya dan sekarang Raina bisa tersenyum lepas tanpa beban.

5 bintang!
Saya sebagai eks pemakai behel merasakan keribetan Raina. Bukan bedak dan sisir barang wajib yang ada di tas, melainkan sikat gigi, benang floss, kait floss, tusuk gigi, cermin kecil dan kadang seplastik karet benang kecil seperti yang ada di halaman 184. Ribet banget deh!

Kejadian lucu lain saat Raina harus dicetak giginya oleh Orthodontist (dokter gigi spesialis untuk merapikan gigi) – halaman 40. Cetakan harus dibiarkan sampai mengeras di dalam mulut. Wajah Raina yang menahan nafas menahan muntah juga membuat saya tertawa terbahak-bahak, karena dulu saya juga merasakan hal yang sama saat dicetak. Bagi yang penasaran bagaimana bentuk sendok cetak dan bahan cetak gigi, di bawah saya sertakan gambarnya.

Saat gigi Raina hendak dibor oleh Endodontis (dokter gigi spesialis perawatan saluran akar atau yang biasa disebut ahli konservasi gigi), sebelumnya ia diharuskan menghirup N2O atau yang biasa disebut gas gelak. Setelah beberapa menit, Raina menjadi tidak cemas dan agak ‘fly’ melayang-layang sehingga proses perawatan saluran akar berjalan lancar karena ketegangan Raina berkurang. Gas gelak hampir dipakai oleh semua dokter gigi luar untuk melancarkan proses perawatan, namun sayang di Indonesia sangat jarang karena ijinnya susah dan perlu pengawasan dari pihak yang terkait. Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai gas gelak bisa meluncur ke http://www.dentalfearcentral.org. Di sana kita juga bisa mendapatkan informasi bagaimana mengatasi kecemasan saat mengunjungi dokter gigi. Webnya bagus dan informatif.
Satu lagi spesialis yang disebutkan di buku Senyum adalah periodontist, dokter gigi yang ahli di bidang jaringan penyangga gigi. Kalau hendak membersihkan karang gigi, nah periodontist ini ahlinya. Proses scalling atau pembersihan karang gigi sering kali menjadi momok juga karena pengambilan karang gigi terkadang mengeluarkan darah, sampai Raina stress sendiri saat melihat mulutnya (halaman 166). Proses pembersihan karang gigi agar lebih jelas saya cantumkan di bawah ini, gambar didapat dari google image.

Siapa sangka kisah pengalamannya di usia 6 tahun jatuh di parkiran yang berlanjut dengan kunjungan ke dokter gigi bertahun-tahun menjadi ide untuk penulisan buku Smile. Bahkan buku novel grafis terbaru terbitan Gramedia ini menjadi nominasi EisnerAward tahun 2011, penghargaan bergengsi di dunia novel grafis. Yah mirip-mirip Oscarnya dunia perfilman, 2010 Editor’s Choice New York Times Book Review, 2011 YALSA Top 10 Great Graphic Novel for Teens pick dan finalis Choice Book Award.
Bersama dengan suaminya, Dave Roman yang juga seorang kartunis mereka mengeluarkan komik ala manga berjudul X-Men : Misfits. Ayo Gramedia, terbitkan juga dong :p

Detail buku : Senyum – Raina Telgemeier. Penerjemah : Indah S. Pratidina, cetakan I, Juni 2011.