Berkisah tentang dua kakak adik Imogen dan Anna yang sifatnya beda macam langit dan bumi dan sedikit mengingatkan saya akan Anna dan Elsa di film Frozen. Imogen yang berjiwa lepas, hidup bebas tak ingin dikekang, sedangkan Anna suka memasak, serba teratur dan konvensional. Mereka ‘dipaksa’ berkumpul bersama ketika neneknya Vivien yang memiliki kedai es krim meninggal dunia dan menyerahkan semua peninggalan beserta kedainya kepada mereka berdua.
Masalah mulai muncul saat ada pihak keluarga yang tidak senang akan keputusan Vivien, layaknya kisah klasik pertarungan mempertahankan bangunan lama penuh nilai historis yang siap diganti oleh gedung yang jauh lebih menghasilkan uang, begitulah inti dari buku setebal 349 halaman. Diselingi dengan konflik kakak beradik maupun sepercik kisah cinta antara Matteo, pria Italia yang jatuh hati dengan Anna saat ia mengikuti kursus membuat gelato padahal Anna sendiri sudah menjalin hubungan dengan seorang duda.
Membaca Vivien’s Heavenly Ice Cream Shop bisa saya analogikan dengan menikmati semangkuk ice cream vanilla chocolate chip namun tanpa chipsnya. Yang kita pesan dan dinikmati tidak pas. Memang kisahnya mengalir dengan lancar namun tidak ada yang chocolate chips yang menggigit dan meninggalkan kesan spesial. Sungguh sayang semestinya konflik Imogen dan Anna bisa dihadirkan lebih dalam tidak hanya superficial saja. Saya tidak merasakan kedekatan hubungan kakak beradik mau pun hubungan cinta kilat yang terjalin di Italia, padahal di 2/3 belakang saya mengharapkan ada greget antara Anna dan Matteo yang membuat buku ini berkesan. Memang happy ending seperti vanilla ice cream, hanya saja manisnya berlalu tanpa kesan, cocok untuk bacaan saat menemani sunset di pantai atau saat lagi bepergian menunggu pesawat tanpa mengerutkan kening. 🙂
2 bintang untuk Imogen dan Anna dan beragam resep es krim yang ditambahkan di akhir kisah. Duh, kan, jadi pengin es krim ;p
Baca bareng Februari
Buku ini diposting dalam rangka posting bareng kuliner BBI Februari 2014, mari lihat bacaan teman-teman yang lain di sini ya 🙂
Houla! Di penghujung tahun 2013 saya selaku bagian dari divisi Event BBI hendak merekap semua postingan posbar anggota BBI dari Januari – Desember, untuk Desember akan diapdet besok ya karena hari ini belum waktunya tayang posbar.
Bagi yang merasa ikut posting bareng tapi tidak terdaftar segera kabari saya dan Oky ya? Siapa tahu ada yang terlewat.
pict from prettybooks.tumblr.com
Untuk pemilihan award review terbaik setiap bulannya dengan 2 tema baca bareng, teman-teman cukup memilih satu saja. Jadi nanti akan ada 12 review terbaik. Review terbaik di sini dalam arti bebas terserah teman-teman, yang paling lengkap, paling menggugah untuk kita ikut membaca, paling menyentuh hati teman-teman. Award ini untuk senang-senang saja kok jadi bagi yang tidak terpilih jangan kecil hati ya?
Bagi yang sudah puas browsing selama setahun boleh dengan meninggalkan komen atau whatsapp atau email saya untuk keduabelas postingan terbaik menurut teman-teman dan satu nama blogger favorit yang postingannya senantiasa ditunggu teman-teman, boleh disertakan alasannya. Jawaban teman-teman ditunggu sampai awal Januari 2014 dan bagi para pemenang tunggu kado kejutan dari divisi Event! Happy blogging dan selamat berlibur dan berkumpul bersama keluarga 🙂
Februari : baca bareng buku Pramoedya Ananta Toer, untuk memperingati hari jadi beliau yang jatuh pada tanggal 6 Februari dan Buku-buku yang diadaptasi ke layar lebar dan masuk nominasi atau menang Oscar, untuk merayakan awards season selama Januari-Februari.
Maret : Sastra Asia, buku-buku yang ditulis oleh pengarah berkebangsaan atau yang berasal dari negeri-negeri Asia dan Science-fiction/fantasi/paranormal, buku-buku yang bertemakan hal-hal yang bersifat fiksi dan fantasi, baik untuk young-adult, pembaca umum maupun dewasa.
Link bisa dilihat di blog Oky, di bagian comment. Silahkan klik di sini.
April : Buku-buku yang bertemakan perempuan atau buku yang ditulis oleh perempuan, untuk merayakan hari Kartini dan Buku tentang buku, untuk merayakan ulang tahun BBI yang jatuh pada 13 April.
Link bisa dilihat di blog saya bulan April, linky bisa dicek di sini.
Mei : Klasik-kontemporer, buku-buku yang ditulis di abad 20 atau 21 dan telah menjadi klasik, atau buku-buku klasik yang mengangkat tema modern dan Kumpulan cerpen, baik yang ditulis oleh pengarang lokal maupun internasional, atau yang ditulis dalam masa modern atau klasik.
Juni : Sastra Eropa dan Romance, buku-buku yang menceritakan kisah cinta, baik fiksi maupun non-fiksi, modern atau klasik, novel atau kumpulan cerpen, dewasa atau young-adult (atau genre baru, new-adult).
Juli : Buku anak, boleh bergambar atau tidak. Buku-buku yang dulu menjadi favorit semasa kecil atau remaja dan Historical-fiction, buku-buku yang berlatar historis.
Agustus : Sastra Indonesia atau buku yang ditulis penulis Indonesia dan Buku bertema perang, baik Perang Salib/Perang Sipil/ Perang Dingin/Perang Dunia Pertama/Perang Dunia Kedua.
Ini cerita tentang keluarga, kebenaran yang tertunda, pernikahan, kematian, hak asuh anak dan ibu tiri. Sekelumit kalimat yang saya ambil dari blog penulis :
Still, the mother/stepmother relationship can be complicated.
Both love the same people, which, in the best circumstances
can be uniting. But the relationship can also be a minefield of
comparisons, jealousies, and insecurities.
Kebetulan juga sebagai pembaca saya lumayan merasakan bagaimana rasanya hidup bersama ibu tiri, tidak ada bedanya dengan ibu kandung yang memiliki suka dukanya masing-masing, terlebih lagi melalui The Underside of Joy, mata saya ‘dicelikkan’ via povElla Beene yang menjadi ibu tiri dari dua anak.
my fave cover
Sinopsis :
To Ella Beene, happiness means living in the Northern California river town of Elbow with her husband, Joe, and his two young children. But one summer day, Joe breaks his own rule – Never turn your back on the ocean- and a rogue wave descends, drowning not only the many, but also his many secrets.For three years, Ella has been the only mother the kids have known and has believed that their biological mother, Paige, selfishly abandoned them. But when Paige shows up at the funeral, intent on reclaiming the children, Ella soon realizes there may be more to Paige and Joe’s story.How was it? :
Dunia seakan berhenti berputar ketika Joe, suami Ella meninggal tenggelam dan meninggalkan Ella bersama kedua anaknya. Tidak hanya itu, Joe juga meninggalkan masalah lain, tokonya yang terancam bangkrut dan baru diketahui Ella setelah Joe meninggal. Belum juga Ella bangkit dari kepedihan, datanglah Paige, ibu kandung Zack dan Annie. Terkuaklah misteri Paige yang katanya menghilang begitu saja. Paige muncul kembali dan sebagai ibu, ia ingin mengambil balik Zack dan Annie. Ella, Ella, apakah ia tinggal diam? Tentu tidak dan kita diajak penulis untuk menyelami bagaimana perjuangan Ella mempertahankan anak-anak Joe, karena tentu saja, mereka adalah anak Ella juga.
Cerita yang cukup kompleks. Paige tentu saja memiliki alasan kuat kenapa ia ingin mendapatkan hak asuh anak, tapi Ella di lain pihak mengasuh anak-anak Joe-Paige sedari kecil. Ini bukan cerita ala Cinderella dengan ibu tiri jahatnya, di sini kita melihat perjuangan, kasih sayang dan naluri keibuan seorang wanita, entah ia itu a mom atau a stepmother.
Ella, yang tak jarang kelelahan dengan segala sesuatunya karena sebagai mana kita tahu, kerjaan ibu itu tidak ada habisnya, pernah sekali waktu kelepasan bertindak, Zack dan Annie ribut bertengkar di dalam mobil, cuaca panas dan ia berteriak kencang.
“My intentions?” Paige asked. “I beg your pardon? I’m Annie’s mother. And I would like to speak to my daughter.
I took another deep breath. “Yes, I understand that you gave birth to Annie. But you’ve been gone a long time, and Paige, I’m just worried about Annie getting hurt.”
“Really? If you’re so worried about hurting Annie, perhaps you should be more careful when ypu drive so you don’t almost caues a car accident and then scream obscenities at my children.”
I opened my mouth. No words would come out, but my heart beat so loudly she could probably hear it echoing up through my throat.
She continued. “Please put Annie on the line. Or do I need a court order?”
*pukpuk Ella*
uk cover
Sere Prince yang ternyata juga adalah seorang ibu dan ibu tiri mungkin membuat The Underside of Joy mudah untuk dinikmati, tidak terkesan menggurui, tidak memihak sebelah.
Like your protagonist Ella Beene, you are a stepmother.
How did that experience help you write this book?
Yes, I’m a mom and a stepmom. And I have a mom and a stepmom. My sons have a mom and a stepmom. And so do
my stepdaughters. Even today, most stepmothers in fiction are evil, but most of the stepmothers I’ve known love their
stepkids. A lot. I know I do, my stepmom does, and my kids’stepmom does.
The Underside of Joy rata-rata dari review yang saya baca di Goodreads dihabiskan dalam 2 kali duduk, 2-3 hari, bisa jadi karena kepiawaian Sere Prince menulis, seakan membaca chick-lit, tidak perlu berpikir berat untuk mengerti, alunan katanya indah tidak berbelit-belit dengan ending yang sedikit Hollywood but it was okay for me 🙂
3,5 namun karena ini adalah buku debut dari Sere Prince Halverson ditambah covernya cantik, pembulatan ke atas untuk The Underside of Joy. Dan untuk mami saya di atas sana dan mami satunya yang sedang menemani papa berbincang pagi, peluk cium dari saya untuk kalian *kisskiss*
Untuk yang penasaran lebih jauh tentang Sere Prince bisa baca blognya di sini dan bagi yang ingin mendiskusikan lebih jauh tentang kisah ibu-ibu ini bisa download disscussion guidenya di sini.
Keterangan buku :
The Underside of Joy, Sere Prince Halverson
Plume, 2012, 377 halaman.
Beli di Periplus, bakal dilepas di @balibooks 🙂
Buku ini dibaca dalam rangka posting bareng BBI untuk kategori buku debut, baca bareng bulan Oktober.
Houla! Gila tak terasa sudah bulan 10, tinggal 2 bulan lagi agenda posting bareng BBI untuk tahun 2013 selesai, mudah-mudahan gelora membaca para blogger tak pernah padam *nyanyi* *jadisandysandoro* *dikemplang*. Okeh deh, serius sekarang. Sebelumnya saya mengucapkan selamat hari blogger! Tetap semangat ngeblog kan teman-teman? *ambilcermin* *retak*. Sebelum saya dikutuk rame-rame, maklum ini akibat kelaparan jam segini dan efek jarang ngeblog jadi begini. Silahkan taruh link di bawah ini dan saling blogwalking bagi teman-teman yang penasaran apa saja yang dibaca dan apa pendapat anggota BBI mengenai buku yang menjadi finalis maupun pemenang Man Booker Prize dan buku debut, tunggu apa lagi? Yuk!
Akhir bulan, waktunya setor review buat anggota BBI, kali ini proyek membaca bersama buku anak-anak dan historical fiction. Link dibuka 20 hari ke depan.
Hola! Akhir bulan seperti biasa, waktunya posting baca bareng BBI, jadi yang tertarik baca review tentang sastra eropa dan romance, silahkaan mari diuprek-uprek link yang ada di bawah ini ya 🙂
Bagi anggota BBI linky dibuka sampai 7 hari ke depan. Happy blogwalking!
Halo-halo, sudah blogwalking dan mengenal lebih dekat dengan kami para penggembira Blogger Buku Indonesia? Apalagi kali ini ada hari khusus posting bareng Close Up Interview dalam rangka ulang tahun bebi yang kedua.
Seperti biasa, silahkan tinggalkan link di bawah sini untuk memudahkan arsip CUI. Cheers!
Tidak terasa sudah 2 tahun saya bergabung dalam kumpulan para blogger penggila buku alias BBI. Kalau diumpamakan anak, wah gigi si Bebi sudah lengkap nih, walau bisa jadi sudah bolong-bolong, wong sukaannya fanta dan bakpao :p
Okeh, saya tidak akan mengoceh panjang soal asal muasal saya bergabung dengan BBI, itu jatah tahun lalu. *trusdiem* *maubahasapalagidong*
Begini saja, saya bahas kesan dan pesan menjadi anggota BBI gimana? Masih tertarik untuk membaca kan? KAN? #plak. Sebelumnya mohon maaf postingan ini ditulis di saat jam tidur sudah lewat, jadi kalau typo dan ga nyambung tetap harus disimak ya #loh
1. Atas nama buku. Saya memiliki banyak ‘saudara’ sesama maniak buku. Persahabatan yang terjalin di antara dua orang yang tidak saling kenal namun memiliki kesamaan suka membaca biasanya lebih erat. Walau masih banyak dari sesama anggota yang belum pernah bersua langsung namun bisa dijamin sekali ketemu pasti nyambung.
2. Atas nama buku. Saya merasakan BBI tumbuh menjadi suatu kumpulan yang semakin solid, apalagi sejak dibentuk kepanitiaan yang tidak hanya berdiskusi mengenai buku apa saja yang baru dibaca atau buku apa yang akan menjadi bacaan bulan depan?
“We shouldn’t teach great books; we should teach a love of reading.” –B. F. Skinner
Dengan bertambahnya jumlah anggota BBI secara signifikan, saya melihat untuk ke depannya nanti semakin banyak orang yang mencintai buku dan bisa menikmati keindahan membaca buku itu adalah suatu hal yang luar biasa, bukan melawan takdir #eh #plak.
3. Atas nama buku, saya yang adalah wanita cantik namun pemalas masih bisa konsisten rutin ngeblog, walau tidak serajin teman-teman yang lain. Blog personal saya malah terbengkalai, karena sebagian kecil jiwa marketing yang ada di tubuh saya ini ingin memberitahukan kepada semua orang mengenai buku bagus yang saya baca. Suatu kepuasan tersendiri jika dengan membaca review saya, banyak yang tertarik untuk membaca buku itu.
4. Atas nama buku, semoga BBI ke depan semakin greng. Ahzek. Semakin memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat tidak hanya untuk sesama anggota namun juga ke masyarakat luas, makin banyak anggotanya juga, karena saya sendiri masih belum kenal dengan semua teman-teman BBI, makanya jangan lupa ikut CUI yaaa *tetep*
Atas nama mata yang sudah kriep-kriep saya akhiri postingan ini.