2014 · thriller

Sharp Objects – Gillian Flynn

Reading is a ticket to everywhere, begitu kata Mary Schmich.

Tak hanya tempat, tapi juga suasana, bau-bauan seakan ikut merasuk masuk ke dalam dunia ciptaan pengarang.

Lembab, mual, lengket, gelap.

Sharp Objects
Sharp Objects

Semua sensasi di atas menghantui saya saat membaca Sharp objects, buku debut Gillian Flynn. Dengan tema yang berbeda jauh dengan Gone Girl namun memiliki benang merah yang sama perempuan sakit jiwa, Gillian kali ini mengangkat kisah seorang reporter Chicago Post bernama Camille Preaker yang menyelidiki kasus tewasnya dua anak kecil dengan cara mengenaskan di kota kelahirannya yang sudah ia tinggalkan sejak 8 tahun lalu.

Mau tidak mau Camille kembali ke Wind Gap, kota kecil yang suram, gelap dan tak hanya itu Camille juga akhirnya kembali berurusan dengan masa lalunya yang tak kalah suram. Bagaimana tidak, ia memiliki seorang ibu yang dingin dan sinis, Camille bisa dibilang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Ibunya seakan lebih mencintai Marian, adiknya yang meninggal saat Camille berusia 13 tahun.

“It’s impossible to compete with the dead. I wished I could stop trying.”

Dibayang-bayangi oleh kematian Marian, Camille semakin menarik diri dan melampiaskan depresinya dengan cara menorehkan kata-kata di tubuhnya dengan benda tajam.

“I am a cutter, you see. Also a snipper, a slicer, a carver, a jabber. I am a very special case. I have a purpose. My skin, you see, screams. It’s covered with words – cook, cupcake, kitty, curls – as if a knife-wielding first-grader learned to write on my flesh. I sometimes, but only sometimes, laugh. Getting out of the bath and seeing, out of the corner of my eye, down the side of a leg: babydoll. Pull on a sweater and, in a flash of my wrist: harmful. Why these words? Thousands of hours of therapy have yielded a few ideas from the good doctors. They are often feminine, in a Dick and Jane, pink vs. puppy dog tails sort of way. Or they’re flat-out negative. Number of synonyms for anxious carved in my skin: eleven. The one thing I know for sure is that at the time, it was crucial to see these letters on me, and not just see them, but feel them. Burning on my left hip: petticoat.

Sharp Objects
Sharp Objects

*ngilu*

Tak hanya Camille yang menderita siksaan mental akibat sifat ibunya. Amma, adik tirinya yang menginjak remaja pun juga memiliki kelakuan tak kalah ajaib, terkadang meledak-ledak, di lain waktu bisa bersikap sangat binal.

“I wish I’d be murdered.”

“Amma, don’t say such a thing,” my mother said, blanching.

“Then I’d never have to worry again. When you die, you become perfect. I’d be like Princess Diana. Everyone loves here now.”

😐

*ketipketipketip*

Banyak banget wow momen saat saya membaca Sharp Objects ini, gelap dan menghantui. Duh untung saya ga nyimpen silet di rumah #heh. Yang jelas walau celekit-celekit bacanya saya sangat menikmati membaca buku ini, penasaran bagaimana Camille mencari siapa pembunuh anak-anak di Wind Gap dan apa pula motif pembunuh mencabut semua gigi anak tersebut? Dan satu lagi apakah Camille berhasil menaklukkan trauma masa lalunya yang seakan bangkit lagi selama ia berada di Wind Gap?

Sayangnya endingnya terkesan agak buru-buru, twistnya cukup bikin kaget tapi belum separah Gone Girl, namun tetap saja Sharp Objects ini enak untuk dinikmati bagi pecinta thriller. Kabar terbarunya sih buku ini bakal diadaptasi mengikuti Gone Girl dan juga Dark Places.

Gillian Flynn yang menurut The Hollywood Reporter merupakan salah satu most powerful author memang sengaja menuliskan buku bertema thriller dengan wanita-wanita yang ‘sakit’.

Gillian Flynn
Gillian Flynn

Sedikit mengenai pengarang saya ambil dari websitenya :

Libraries are filled with stories on generations of brutal men, trapped in a cycle of aggression. I wanted to write about the violence of women.

So I did. I wrote a dark, dark book. A book with a narrator who drinks too much, screws too much, and has a long history of slicing words into herself. With a mother who’s the definition of toxic, and a thirteen-year-old half-sister with a finely honed bartering system for drugs, sex, control. In a small, disturbed town, in which two little girls are murdered. It’s not a particularly flattering portrait of women, which is fine by me. Isn’t it time to acknowledge the ugly side?

I particularly mourn the lack of female villains — good, potent female villains. Not ill-tempered women who scheme about landing good men and better shoes (as if we had nothing more interesting to war over), not chilly WASP mothers (emotionally distant isn’t necessarily evil), not soapy vixens (merely bitchy doesn’t qualify either). I’m talking violent, wicked women. Scary women. Don’t tell me you don’t know some. The point is, women have spent so many years girl-powering ourselves — to the point of almost parodic encouragement — we’ve left no room to acknowledge our dark side. Dark sides are important. They should be nurtured like nasty black orchids. So Sharp Objects is my creepy little bouquet. – Gillian Flynn-

Lembab, mual, lengket, gelap.

Jadi gimana? Sudah siap membaca Sharp Objects? Siap-siap dihantui oleh penghuni Wind Gap ya?! Saya bukannya kapok, sekarang malah ketagihan novel ala Gillian Flynn, tapi sebelumnya rehat dulu deh :p

 

 

 

 

 

 

13 thoughts on “Sharp Objects – Gillian Flynn

  1. Oh, debutnya yg ini ya… Apa aku baca ini dulu ya, ngeri liat tebelnya Gone Girl, kali aja habis baca ini jadi termotivasi, hehe

  2. Dark Places harus baca banget! duh, saya baca bukunya aja ngerasa depresi banget. buku2nya Gillian Flynn ini emang ‘gelap’ ya temanya, tapi malah bikin ketagihan! 😀 saya sendiri lagi setengah jalan baca Sharp Objects, hehe

      1. aku ngga ada link review kak hehe, aku masi lebih suka Dark Places sih ya dibandingin Sharp Objects, soalnya aku suka banget sama karakter Libby Day, dia karakter yang kompleks dan aku bener2 ngga bisa ngebayangin how to put myself into her shoes. she is delightfully complicated, and so is her story.

  3. Baru aja selesai baca buku ini, masih bingung karena endingnya yang twist banget. Sebenarnya sih nggak terlaau twist, tapi kita sudah diseret buat curiga sama pelaku kasus yg lain. Well, this is the most disturbing book for me, mungkin karena mengangkat temanya yang berupa ‘perempuan jauh lebih jahat dan sakit’ dan penggambaran Wind Gap beserta dan masa lalu tokoh yg sangat gelap. Lagi diseling sama buku lain yg jauh lebih ringan dan cerah, tp pasti akan baca buku Flynn yg lain.

    Dengar2 mau diangkat jd serial televisi ya tahun ini?

Leave a reply to miamembaca Cancel reply